Suara.com - Mengenal lebih jauh sosok Sao Sokha, Presiden Federasi Sepak Bola Kamboja (FFC) yang mengaku siap mundur jika tim nasionalnya gagal ke semifinal sepak bola SEA Games 2023.
SEA Games 2023 menjadi sejarah tersendiri bagi Kamboja yang baru pertama kali dalam sejarahnya terpilih menjadi tuan rumah pesta olahraga sea Asia Tenggara ini.
Karena untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah SEA Games, Kamboja pun langsung mematok target tinggi untuk meraih prestasi di setiap cabang olahraga (cabor) yang diikuti.
Salah satunya adalah dari cabor sepak bola putra, di mana Kamboja bertekad tak lagi jadi bulan-bulanan dan bisa berbicara banyak hingga bisa lolos fase grup.
Namun ambisi Kamboja untuk lolos fase grup dan ke semifinal sedikit terganjal, pasca bermain imbang 1-1 dengan Filipina di laga kedua Grup A, Selasa (2/5/2023).

Hasil imbang itu membuat posisi Kamboja cukup sulit untuk lolos ke semifinal. Apalagi di dua laga terakhirnya, tuan rumah akan berhadapan dengan lawan berat, yakni Myanmar dan Indonesia.
Adanya kekhawatiran gagal lolos fase grup tersebut membuat Presiden Federasi Sepak Bola Kamboja (FFC), Sao Sokha, langsung buka suara.
Ia masih yakin Kamboja akan lolos ke semifinal SEA Games 2023. Jika hal tersebut tak terjadi, Sao Sokha mengaku akan mundur dari jabatannya sebagai Presiden FFC sebagaimana dikutip dari Cambodianess.
Adanya pernyataan dirinya akan mundur jika Kamboja gagal ke semifinal membuat namanya pun menjadi perbincangan. Lantas, siapakah sosok Sao Sokha tersebut?
Baca Juga: Harapan Fajar Fathur Rahman saat Timnas Indonesia U-22 Hadapi Myanmar, Tegaskan Siap Tampil
Ketua Polisi Militer Kamboja
Sao Sokha merupakan figur penting di Kamboja. Ia saat ini berstatus Presiden Federasi Sepak Bola Kamboja (FFC) dan juga memiliki jabatan sebagai Ketua Polisi Militer negaranya.
Selain itu, ia dikenal dekat dengan Perdana Menteri Kamboja, yakni Hun Sen. Sehingga statusnya di Kamboja tak bisa dipandang remeh.
Berlatar militer, Sao Sokha juga sempat menjabat jabatan strategis di negaranya yakni sebagai Wakil Komandan Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja atau RCAF.
Hal tersebut juga dibarengi dengan jabatannya sebagai Komite Nasional Pencegahan Kejahatan Kehutanan di Kamboja.
Kiprahnya di dunia militer bisa dikatakan cukup baik. Ia pernah menahan 11 anggota Polisi Militer karena dugaan terlibat dalam kematian seorang warga.