Dalam sistem ini, Ayoub Chaikhoun dan Mohamed Amine Katiba akan lebih berfungsi sebagai gelandang bertahan yang melapis duet bek tengah, Saifdine Chlaghmo dan Abdelhamid Ait Boudlal, sebelum Mali bisa mengusik penjaga gawang Taha Benrhozil.
Duet bek sayap Fouad Zahaouni dan Hamza Koutoune bakal menjadi dua pemain Maroko yang paling repot.
Selain harus menahan gempuran sayap serangan Mali, mereka harus kreatif membuka kanal serangan dari sayap sehingga Mohamed Hamony yang eksplosif di sayap kiri dan Naoufel El Hannach di sayap kanan, bisa optimal membawa Maroko memanfaatkan peluang yang mungkin sedikit tapi sudah cukup mengantarkan timnya unggul.
Satu gol sudah cukup bagi Maroko. Dan ini akan menjadi tugas utama Anas Alaoui atau Zakaria Ouzane yang kemungkinan menjadi ujung tombak serangan Maroko.
Sebenarnya agak sulit memprediksi hasil akhir laga ini. Mali mungkin tim paling eksplosif selain Argentina, tapi Maroko adalah tim yang tak mudah dijarah lawan. Satu hal yang mesti dihindari Mali adalah tak boleh membiarkan Maroko membawa laga ini ke adu penalti.
Jika itu terjadi, mimpi buruk bakal menimpa Mali. Bukan saja karena Maroko baru saja menyingkirkan Iran lewat adu penalti, tapi juga karena Mali sendiri disingkirkan oleh tim yang sama lewat adu penalti, dalam semifinal Piala Afrika U-17 2023.
Pemenang laga ini akan menghadapi Uzbekistan atau Prancis, dalam semifinal di Stadion Manahan, Solo, 28 November mendatang, demikian ANTARA.