Tetapi, Timnas Indonesia U-23 akhirnya harus menelan pil pahit karena kalah dengan skor 0-2.
Kuatnya barisan pertahanan yang dikendalikan kapten Rizky Ridho, membuat babak pertama berakhir dengan skor kacamata alias 0-0.
Bahkan, Indonesia sempat mencetak gol di menit ke-61, melalui Muhammad Ferarri, tetapi dianulir wasit setelah melihat tayangan VAR, karena ada pemain Indonesia yang offside.
Setelah gol dianulir, Timnas Indonesia U-23 justru harus kebobolan selang tujuh menit setelahnya, yaitu menit ke-68 lewat tendangan Khusain Norchaev.
Petaka berlanjut, kali ini Ridho harus diusir dari lapangan karena terkena kartu merah pada menit ke-84.
Satu menit setelahnya, Indonesia kembali menelan pil pahit karena skor kekalahan bertambah jadi 0-2, karena gol bunuh diri Pratama Arhan.
Dalam pertandingan itu, kepemimpinan wasit Shen Yinhao dan wasit VAR dari Thailand, Sivakorn Pu-udom menuai pro dan kontra dari banyak pihak.
Sejumlah keputusan dinilai sebagian pihak sangat merugikan Indonesia, khususnya saat memberikan kartu merah kepada Ridho.
Meski gagal ke final, Timnas Indonesia U-23 masih memiliki kans untuk jadi juara ketiga Piala Asia U-23 2024 dengan bertanding melawan Irak pada 2 Mei nanti di Stadion Abdullah bin Khalifa.
Jika Indonesia menang, maka tiket otomatis ke Olimpiade Paris 2024 pada 26 Juli - 11 Agustus nanti sudah dalam genggaman.