Namun, eksposur yang berlebihan tersebut tidak membantu perkembangan karier mereka. Di Piala Asia U-19 2014, tim ini mengalami kekalahan beruntun dan tersingkir dari turnamen tanpa meraih satu pun poin.
Kisah ini menjadi pelajaran bagi PSSI dan semua pihak yang terlibat dalam pengembangan pemain muda di Indonesia. Proteksi terhadap pemain muda tidak hanya berarti melindungi mereka dari cedera fisik, tetapi juga dari tekanan psikologis yang bisa merusak karier mereka di masa depan.
Belakangan, PSSI melalui Ketua Umum Erick Thohir mengisyaratkan bahwa mereka menyadari tantangan yang dihadapi para pemain Timnas Indonesia U-19 pasca menjadi juara Piala AFF U-19 2024.
Erick pun mengakui bahwa PSSI punya program jangka panjang untuk memastikan para pemain muda potensial ini tidak layu sebelum berkembang.
"Ya, tadi bagaimana PSSI memastikan bahwa semua tim ini punya program jangka menengah dan panjang. Jadi bukan program kagetan," kata Erick Thohir pasca pertandingan Timnas Indonesia U-19 vs Thailand, Senin (29/7/2024).
"Seperti kita bisa lihat misalnya di U-17 kita, ini ada training camp lagi."
"Nanti U-20 kita bahkan ada pertandingan di luar negeri lagi, dengan beberapa negara. Jadi kita terus lakukan ini," tambahnya.
Erick mengakui bahwa investasi untuk pengembangan sepak bola tidak boleh setengah-setengah. Dia pun menekankan pentingnya dukungan pemerintah di dalamnya.
"Kalau membangun sepak bola ya tidak bisa seadanya, full habis-habisan, itu pun tidak menjamin hasil yang baik," kata Erick.
"Apalagi kalau kita males. Jadi saya tetap senang dengan dukungan pemerintah."