Hal itu disampaikan Indra Sjafri sebelum Garuda Nusantara masih berusaha mengunci tiket semifinal Piala AFF U-19 2024.
![Timnas Indonesia U-19 juara Piala AFF U-19 2024 usai mengalahkan Thailand 1-0 di babak final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Senin (29/7/2024) malam WIB. [Dok. PSSI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/07/30/82383-timnas-indonesia-u-19-juara-piala-aff-u-19-2024.jpg)
"Media harap bantu mereka supaya mereka nggak dipuji-puji," kata Indra Sjafri di sela sesi latihan Timnas Indonesia U-19 jelang menghadapi Kamboja, Jumat (19/7/2024).
"Perjalanan mereka masih panjang," tambahnya.
Pernyataan Indra Sjafri seakan menjadi isyarat bahwa dirinya belajar dari pengalaman 11 tahun lalu di mana Timnas Indonesia U-19 menjadi antiklimaks.
Saat itu, Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan mendapat banyak pujian, bahkan sampai-sampai dibuatkan tur Nusantara, bertanding melawan tim-tim U-21 dan Pra PON di berbagai kota.
Namun, eksposur yang berlebihan tersebut tidak membantu perkembangan karier mereka. Di Piala Asia U-19 2014, tim ini mengalami kekalahan beruntun dan tersingkir dari turnamen tanpa meraih satu pun poin.
Kisah ini menjadi pelajaran bagi PSSI dan semua pihak yang terlibat dalam pengembangan pemain muda di Indonesia. Proteksi terhadap pemain muda tidak hanya berarti melindungi mereka dari cedera fisik, tetapi juga dari tekanan psikologis yang bisa merusak karier mereka di masa depan.
Belakangan, PSSI melalui Ketua Umum Erick Thohir mengisyaratkan bahwa mereka menyadari tantangan yang dihadapi para pemain Timnas Indonesia U-19 pasca menjadi juara Piala AFF U-19 2024.
Erick pun mengakui bahwa PSSI punya program jangka panjang untuk memastikan para pemain muda potensial ini tidak layu sebelum berkembang.
"Ya, tadi bagaimana PSSI memastikan bahwa semua tim ini punya program jangka menengah dan panjang. Jadi bukan program kagetan," kata Erick Thohir pasca pertandingan Timnas Indonesia U-19 vs Thailand, Senin (29/7/2024).