Suara.com - Sebelum Shin Tae-yong membawa angin segar bagi sepak bola Indonesia, sejumlah pemain keturunan menolak kesempatan membela tanah air. Keputusan mereka, yang kala itu mungkin dianggap biasa, kini menjadi sorotan menarik.
Beberapa pemain yang dulu menampik panggilan Timnas Indonesia kini justru melihat kariernya meredup.
Sementara itu, sejumlah pemain yang memilih jalur naturalisasi, seperti Mees Hilgers, kini semakin dekat dengan seragam Garuda.

Shin Tae-yong, dengan visi modernnya, berhasil membangkitkan minat para pemain keturunan untuk bergabung dengan Timnas Indonesia.
Namun, proses naturalisasi tak selalu berjalan mulus.
Salah satu penolakan paling mengejutkan datang dari Tijjani Reijnders.
Pemain berbakat ini, yang kini bersinar di AC Milan, memilih membela Belanda. Keputusannya, meski menyakitkan bagi sebagian fans, terbukti tepat dari sisi karier klub.

Namun, tidak semua pemain yang menolak Indonesia bernasib serupa.
Emil Audero, misalnya, meski memiliki performa apik di level klub, kesulitan menembus timnas Italia.
Penolakannya terhadap Indonesia seolah menjadi bayang-bayang dalam karier internasionalnya.

Mees Hilgers, pemain keturunan Manado, sempat terkendala masalah kewarganegaraan. Setelah sempat menolak, kini ia akhirnya mendapatkan lampu hijau untuk dinaturalisasi.
Kisahnya menjadi bukti bahwa keputusan dalam sepak bola bisa berubah seiring waktu.
Jayden Oosterwolde, pemain muda berbakat, juga sempat menolak panggilan Timnas Indonesia.
Pilihannya untuk fokus pada Belanda belum membuahkan hasil signifikan. Hingga kini, ia belum memiliki caps internasional.

Andri Syahputra, yang memilih Qatar, juga belum meraih prestasi signifikan di level internasional.