Baik dari skema sepak pojok, umpan silang atau situasi bola mati seperti tendangan bebas, Timnas U-20 sangat rapuh mengantisipasi bola mati.
Empat dari enam gol yang bersarang ke gawang Timnas Indonesia U-20, berasal dari sundulan baik dari situasi sepak pojok atau open play.
Setelah menghadapi dua lawan yang sama-sama kuat di duel udara, Timnas Indonesia U-20 tentu harus berbenah karena Yaman juga dikenal punya pemain dengan postur tinggi.
3. Sering Telat Panas
Mesin Timnas Indonesia U-20 ibarat mobil tua yang usang dan butuh waktu cukup lama untuk panas. Situasi ini membuat permainan Indonesia di awal laga sering mandek dan rutin mendapat serangan.
Saat melawan Iran U-20, Indonesia sudah kebobolan di menit kelima dan saat melawan Uzbekistan kebobolan di menit 21. Kondisi telat panas ini tidak bisa lagi terjadi jika Indonesia ingin meraih hasil positif di laga terakhir Piala Asia U-20 2025.
Kontributor: Aditia Rizki