Joey Pelupessy menjadi salah satu pemain keturunan anyar di Timnas Indonesia yang dinaturalisasi saat memasuki usia puncak sebagai pesepak bola.
Tampilannya yang ‘sangar’ nyatanya tak terlihat saat masih belia. Saat masih muda, Joey Pelupessy terlihat tampan dengan senyum khas dan rambut klimisnya.
Profil Sandy Walsh, Thom Haye, dan Maarten Paes
Tim Nasional Indonesia semakin menunjukkan taringnya di kancah sepak bola Asia dengan diperkuat oleh sejumlah pemain berdarah campuran yang berkarier di Eropa. Tiga nama yang mencuri perhatian adalah Sandy Walsh, Thom Haye, dan Maarten Paes. Kehadiran mereka memberikan dimensi baru bagi skuad Garuda, baik dari segi kualitas teknik, pengalaman internasional, maupun mentalitas. Berikut adalah profil singkat mengenai ketiga pemain kunci ini:
Sandy Walsh: Pilar Kokoh di Lini Belakang
Lahir di Brussel, Belgia, pada 14 Maret 1995, Sandy Henny Walsh memiliki darah Indonesia dari kakek dan neneknya yang berasal dari Surabaya dan Purworejo. Berposisi utama sebagai bek kanan, pemain berusia 30 tahun ini memiliki pengalaman malang melintang di berbagai kompetisi Eropa. Ia pernah membela tim muda Belanda, namun memilih untuk membela Timnas Indonesia setelah proses naturalisasinya rampung pada tahun 2022.
Sebelum berlabuh di klub J1 League, Yokohama F. Marinos pada Februari 2025, Walsh telah bermain untuk klub-klub Belgia seperti Genk, Zulte Waregem, dan KV Mechelen. Pengalamannya bermain di liga-liga kompetitif Eropa menjadikannya pemain yang tangguh dan disiplin di lini pertahanan. Selain solid dalam bertahan, Walsh juga memiliki kemampuan menyerang yang baik, seringkali membantu tim dalam membangun serangan dari sisi sayap. Kehadirannya di Timnas Indonesia memberikan kestabilan dan pengalaman berharga, menjadikannya salah satu pemain kunci di skuad Garuda.
Thom Haye: Sang Profesor di Lini Tengah
Baca Juga: Catatan Mengerikan Korea Utara, Mungkin Timnas Indonesia U-17 Bisa Kalah
Thom Jan Marinus Haye, lahir di Amsterdam, Belanda, pada 9 Februari 1995, mewarisi darah Indonesia dari kakeknya yang berasal dari Solo dan neneknya dari Sulawesi Utara. Gelandang bertahan berusia 30 tahun ini dikenal dengan visi bermain yang cerdas, umpan-umpan akurat, dan kemampuan membaca permainan yang baik, hingga membuatnya dijuluki "The Professor" oleh para penggemar.