Latihan Ekstrem Pemain Korut Lawan Timnas U-17: Tempaan Fisik Brutal dan Cuci Otak?

Galih Prasetyo Suara.Com
Minggu, 13 April 2025 | 13:29 WIB
Latihan Ekstrem Pemain Korut Lawan Timnas U-17: Tempaan Fisik Brutal dan Cuci Otak?
Latihan Berat Pemain Korut: Tempaan Fisik Brutal dan Cuci Otak? [nknews]

"Di Korea Utara, jika Anda berusia 13-14 tahun, mereka mengikuti pelatihan yang sangat displin, sangat sistematis, dan sangat profesional," jelasnya.

Bahkan khusus untuk tim sepak bola wanita, Korut mendirikan Sepak Bola Internasional Pyongyang yang menjadi kawah candradimuka gadis-gadis Korut untuk jadi pemain profesional.

Faktanya, tim sepak bola wanita Korea Utara jadi salah satu kekuatan di dunia. Berbeda memang dengan tim putra mereka.

Terlepas dari perbedaan prestasi itu, masih menurut Jung Woo Lee. Tempaan fisik ekstrem biasa dihadapi oleh pemain-pemain muda Korut.

"Saya melihat beberapa laporan tentang metode pelatihan di Korut. Di bawah rezim ini, mereka melakukan apa pun yang bisa dilakukan, bahkan jika si pemain kelelahan fisik,"

Bau Konspirasi Timnas Indonesia U-17 vs Korut, Media Korsel: 'Perang Nuklir' Batal [Tangkap layar Instagram]
Bau Konspirasi Timnas Indonesia U-17 vs Korut, Media Korsel: 'Perang Nuklir' Batal [Tangkap layar Instagram]

"Mereka akan menganalisis secara mentalitas dan dibandingkan dengan negara-negara Barat. Jika di negara Barat, pemain yang kelelahan fisik atau cedera tidak bisa tampil, dalam sistem Korut mereka akan mencari cara apapun dan mengubahnya," jelasnya.

Salah satu cara yang dilakukan ialah melakukan propaganda dengan mengandalkan elemen psikologis.

Para pemain ditumbukan rasa patriotisme yang kuat dan kerja keras selama bertahun-tahun. Menariknya, pemerintah Korut kemudian mengeluarkan kebijakan insentif untuk pemain.

Menurut laporan DW, rezim Korut dapat mengeluarkan sertifikat tempat tinggal bagi pemain yang bertempat tinggal di luar ibu kota.

Baca Juga: Profil Korea Utara, Lawan Timnas Indonesia U-17 di Perempat Final Piala Asia U-17 2025

Insentif itu bisa membuat si pemain dan keluarganya untuk tinggal di Pyongyang dan mengubah kehidupan mereka.

"Itu seperti cara untuk mengubah hidup mereka. Ini seperti cara untuk memenangkan lotere," ujar Jung Woo Lee.

Salah satu mantan pemain pesepak bola Korea Utara memberikan pengalamannya bermain di sana.

David--begitu nama samarannya kepada NK News menjelaskan beratnya jadi pesepak bola muda di Korut.

"Di pagi hari, kami pergi ke sekolah untuk mengikuti kelas. Sore hari, siswa lain bekerja atua mengambil kelas tambahan. Untuk pesepak bola kami latihan keras,"

"Ketika saya menjadi siswa SMA, saya mulai menjalani hidup sebagai pemain sepak bola sepenuhnya. Saya pindah ke klub profesional yang disebut Sekolah Olaraga Pemuda,"

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI