Shayne Pattynama Mendadak Menghilang di Laga Pamungkas KAS Eupen, ke Mana Dia?

Sabtu, 19 April 2025 | 06:43 WIB
Shayne Pattynama Mendadak Menghilang di Laga Pamungkas KAS Eupen, ke Mana Dia?
Shayne Pattynama masih memiliki kontrak dengan KAS Eupen hingga 2026. Artinya, jika ada klub Liga 1 yang benar-benar berminat mendatangkannya, mereka harus bersedia menebus sisa kontraknya. (IG Shayne Pattynama)

Suara.com - Bek kiri Timnas Indonesia, Shayne Pattynama, dipastikan absen dalam laga terakhir KAS Eupen di ajang Challenger Pro League musim 2024/2025.

Pertandingan Patro Eisden vs KAS Eupen yang digelar pada Sabtu (19/4/2025) melawan Patro Eisden tersebut menjadi momen penting bagi klub asal Belgia itu, namun kehadiran Shayne tidak tampak baik di daftar starting XI maupun bangku cadangan.

Absennya Shayne Pattynama bukan tanpa alasan. Pemain berusia 26 tahun itu dikabarkan mengalami cedera dalam sesi latihan jelang laga pamungkas musim ini.

Bek Kiri Timnas Indonesia, Shayne Pattynama. (pssi.org)
Bek Kiri Timnas Indonesia, Shayne Pattynama. (pssi.org)

Klub secara resmi mengonfirmasi bahwa cedera tersebut cukup serius hingga membuat eks pemain Viking FK itu harus menutup musim lebih awal.

Ini tentu menjadi pukulan bagi KAS Eupen yang sedang berjuang untuk tetap bertahan di posisi 10 besar klasemen akhir.

Pertandingan melawan Patro Eisden sendiri menjadi krusial bagi KAS Eupen, mengingat mereka hanya unggul satu poin dari pesaing terdekat, Lommel SK.

Kemenangan di laga ini menjadi harga mati untuk menjaga posisi di papan tengah. Sayangnya, kehilangan beberapa pemain utama termasuk Shayne bisa mengganggu performa tim berjuluk "Panda" tersebut.

Shayne Pattynama memakai jersey tandang terbaru Timnas Indonesia garapan Erspo. [Dok. Ig/erspo.official]
Shayne Pattynama memakai jersey tandang terbaru Timnas Indonesia garapan Erspo. [Dok. Ig/erspo.official]

Selain Shayne Pattynama, empat pemain lain juga tidak dapat diturunkan dalam laga terakhir musim ini.

Situasi ini tentu menyulitkan pelatih KAS Eupen yang harus mengatur strategi tanpa kekuatan penuh di lini belakang. Shayne sendiri hanya mencatatkan 16 penampilan sepanjang musim dengan total menit bermain sebanyak 707 menit.

Baca Juga: Daftar Pemain Keturunan Wajib Bela Timnas Indonesia U-17 Biar Gacor di Piala Dunia U-17 2025

Ini berarti rata-rata ia hanya tampil sekitar 44 menit per pertandingan, angka yang cukup rendah untuk seorang pemain tim nasional.

Musim ini bisa dibilang bukan musim terbaik bagi Shayne. Kurangnya menit bermain, ditambah dengan cedera yang mengganggu, membuat namanya mulai dikaitkan dengan potensi kepindahan.

Rumor yang beredar menyebutkan bahwa Shayne berpeluang kembali ke Indonesia dan bermain di Liga 1, mengikuti jejak beberapa pemain diaspora lainnya seperti Jordi Amat.

Namun, perpindahan tersebut tidak akan semudah membalikkan telapak tangan.

Shayne Pattynama masih memiliki kontrak dengan KAS Eupen hingga 2026. Artinya, jika ada klub Liga 1 yang benar-benar berminat mendatangkannya, mereka harus bersedia menebus sisa kontraknya.

Ini bisa menjadi pertimbangan finansial besar, terutama bagi klub-klub di Indonesia yang ingin mendatangkan pemain naturalisasi berkualitas.

Perjalanan Shayne di Eropa memang cukup menarik. Ia sempat menjadi andalan di Liga Norwegia bersama Viking FK sebelum akhirnya bergabung dengan KAS Eupen.

Namun, tantangan bermain di kompetisi Belgia ternyata tak semudah yang dibayangkan. Kompetisi di lini belakang cukup ketat dan cederanya menjadi hambatan besar dalam beradaptasi.

Di tengah minimnya kontribusi musim ini, masa depan Shayne di Eropa semakin dipertanyakan. Banyak pihak menilai bahwa kembali ke Liga 1 bisa menjadi langkah strategis untuk membangun kembali kariernya, apalagi dengan statusnya sebagai pemain naturalisasi Timnas Indonesia.

Peluang untuk tampil reguler di level klub akan membuka jalan kembali ke skuat utama Garuda.

Kehadiran Shayne di Liga 1 juga akan menambah kedalaman skuad dan membawa pengalaman internasional ke kompetisi domestik.

Beberapa klub besar seperti Persija Jakarta, PSM Makassar, atau Bali United bisa menjadi destinasi potensial jika transfer ini terealisasi.

Meski begitu, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari sang pemain maupun manajemen KAS Eupen soal kemungkinan pindah ke Indonesia.

Yang pasti, musim 2024/2025 menjadi momen refleksi bagi Shayne Pattynama. Dengan performa yang belum konsisten dan catatan cedera yang mengganggu, langkah ke depan harus dipertimbangkan matang-matang.

Apakah ia akan bertahan dan berjuang di Belgia, atau memilih pulang kampung dan merintis karier baru di tanah kelahirannya?

Situasi Shayne ini menjadi potret bagaimana tantangan pemain diaspora dalam menjaga karier di luar negeri. Harapan besar publik Indonesia terhadap mereka sering kali tidak sejalan dengan realitas di lapangan.

Namun, dengan potensi yang dimiliki, Shayne masih punya peluang untuk bangkit dan memberi kontribusi maksimal di masa mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI