Suara.com - Bagi pemain asing di Liga 1 akan masa adaptasi yang tidak mudah. Apalagi jika si pemain baru pertama injakkan kaki di Indonesia, tentu banyak perbedaan budaya baik di dalam ataupun di luar lapangan.
Kondisi ini juga yang pernah dirasakan oleh eks striker Persita Tangerang, Yevhen Budnik. Pemain asal Ukraina itu datang ke Indonesia pada 2020.
Niat bisa berkarier lama di Indonesia dan meraih pundi-pundi uang, Yevhen Budnik hanya bertahan sesaat di Liga 1. Budnik tercatat hanya melakoni 3 pertandingan bersama Persita tanpa bisa mencetak gol.
Eks Arsenal Kharkiv ini mengaku memiliki cukup banyak cerita dan pengalaman meski berkarier sebentar di Indonesia.
"Saya pikir, pada usia 29 tahun, sudah waktunya untuk mendapatkan sedikit uang. Di Indonesia, dunia yang benar-benar berbeda," ucap Budnik seperti dilansir dari footboom1, Selasa (22/4).
"Rasanya seperti saya tinggal di satu tempat, lalu tiba-tiba berakhir di tempat lain," lanjutnya.
Menurut Yevhen Budnik, berdasarkan pengalaman yang ia rasakan, kondisi Liga 1 terbilang tidak cukup bagus. Ia mencontohkan soal fasilitas stadion misalnya.
Yevhen Budnik mengatakan ia cukup heran dan kaget saat datang ke stadion namun tidak dilengkapi dengan meja pijat di ruang ganti.
"Tidak ada satu pun meja pijat di ruang ganti. Pijatan dilakukan di lantai, di atas matras. Anda tinggal berbaring dan mereka akan memijat Anda," cerita Budnik.
Baca Juga: Bhayangkara FC Siap Sikut Persib Bandung Demi Dapatkan Saddil Ramdani
Yevhen Budnik meski cukup aneh dengan fasilitas di stadion, ia mengatakan bahwa level kompetisi Liga 1 cukup bagus.
Ia tegaskan bahwa bagi orang Indonesia,sepak bola adalah agama. Itu yang membuat kompetisi di Liga 1 sangat menarik dan kompetitif.
"Jujur saja, itu cukup bagus. Dan suasanya wow. Ada 40-50 ribu di stadion. Bagi merea, sepak bola adalah agama," ucapnya.
"Saya pikir tim-tim papan tengah Indonesia sebanding dengan tim-tim Ukraina yang lebih rendah. Selain itu di sana jga banyak pemain asing, termasuk pemain Brasil. Jadi sepak bola di sana levelnya bagus," kata Yevhen Budnik.
Selain soal fasilitas sepak bola, Yevhen Budnik menceritakan soal pengalamannya di luar lapangan sepak bola.
Menurut Yevhen Budnik, ia cukup terheran-heran dengan cara makan orang Indonesia. Menurutnya, mayoritas orang Indonesia makan tidak menggunakan alat makan.