Suara.com - Pelatih Kiper Timnas Indonesia Sjoerd Woudenberg bertemu dengan Cyrus Margono, kiper keturunan Indonesia yang bermain di Liga Kosovo.
Mereka berfoto bersama di sebuah lapangan. Foto itu dipamerkan oleh Cyrus Margono Sendiri di story Instagramnya, Rabu (23/4/2025).
Tampak Cyrus Margono mengenakan jersey hitam dan Sjoerd Woudenberg mengenakan jersey pelatih Timnas Indonesia biru.

Cyrus Margono kini mulai mengisi ruang pemberitaan sepak bola internasional, terutama di kalangan penggemar sepak bola Indonesia. Meski belum sepopuler para penjaga gawang Timnas senior seperti Nadeo Argawinata atau Ernando Ari, performa impresifnya di kompetisi luar negeri mulai mencuri perhatian.
Penjaga gawang muda berdarah Indonesia-Amerika ini saat ini membela klub asal Kosovo, KF Dukagjini. Meski baru menjalani musim pertamanya secara penuh di Superliga Kosovo, penampilannya sudah tergolong konsisten dan meyakinkan. Ia mencatatkan 12 penampilan hingga pekan ke-30, dan di pertandingan terbaru melawan Gjilani, kontribusinya begitu menonjol.
Pertandingan yang berakhir imbang 1-1 tersebut memperlihatkan kualitas Cyrus sebagai penjaga gawang masa depan. Refleks cepat, kemampuan membaca arah bola, hingga penempatan posisi yang presisi menjadi ciri khasnya. Tak heran jika ia masuk dalam daftar “Team of The Week” berkat penampilan gemilangnya.
Pilar Penting di Lini Pertahanan Dukagjini

Cyrus bukan sekadar pemain asing yang meramaikan kompetisi, tetapi telah menjelma sebagai tulang punggung lini belakang Dukagjini. Tiga kali berhasil menjaga gawang tetap bersih dari kebobolan (clean sheet), serta satu assist yang membuktikan kontribusinya dalam permainan transisi dari belakang.
Menariknya, meski berposisi sebagai penjaga gawang, Cyrus kerap terlibat dalam proses membangun serangan dari lini belakang. Ini menjadi indikasi bahwa dia memahami peran modern seorang kiper, yaitu sebagai pemain pertama yang memulai serangan.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Sandy Walsh vs Cristiano Ronaldo di Perempat Final AFC Champions 2024/2025
Musim ini, ia hanya menerima satu kartu kuning, mencerminkan kedisiplinan dan kemampuan membaca permainan dengan baik. Kedisiplinan ini menjadi nilai tambah yang sering kali diabaikan ketika membicarakan kualitas seorang kiper muda.
Lingkungan Kompetitif yang Menantang
Liga Kosovo memang belum termasuk dalam jajaran kompetisi elit Eropa, namun atmosfer kompetitif yang dimilikinya tidak bisa diremehkan. Banyak pemain muda yang berkembang di sini karena mendapatkan menit bermain yang cukup dan tekanan yang membentuk mental juara.

Bagi Cyrus, pengalaman bermain di Eropa Timur memberikan kesempatan untuk beradaptasi dengan gaya sepak bola yang berbeda. Ia belajar tentang cara membaca strategi lawan, memimpin barisan pertahanan, hingga mengelola tekanan dalam pertandingan krusial.
Adaptasi yang cepat serta etos kerja tinggi menjadi alasan mengapa Cyrus berkembang pesat meski baru satu musim di kompetisi ini. Mentalitasnya sebagai pemain muda yang siap belajar menjadi bekal utama dalam mengarungi karier profesional.
Peluang Tampil Bersama Timnas Indonesia