Sejak bergabung, Romeny tampak kesulitan beradaptasi dengan gaya permainan sepak bola Inggris, yang dikenal lebih cepat dan fisik. Ia baru mencetak satu gol sejak kepindahannya, dan kontribusinya di lapangan pun terbatas.
Pada awal kedatangannya, pemain berusia 24 tahun itu beberapa kali tidak masuk skuad pertandingan, bahkan hanya menjadi penghangat bangku cadangan dalam sejumlah laga. Ketika dimainkan pun, Romeny lebih sering turun sebagai pemain pengganti di menit-menit akhir.

Situasinya makin mengkhawatirkan dalam beberapa pekan terakhir. Dalam empat pertandingan terakhir Oxford United, Romeny tiga kali hanya duduk di bangku cadangan tanpa dimainkan, dan hanya sekali diturunkan, itu pun selama 25 menit saja. Kondisi ini memunculkan tanda tanya soal kepercayaan pelatih terhadap dirinya dan prospeknya di sisa musim.
Padahal, dengan statusnya sebagai pemain termahal yang pernah direkrut klub, publik berharap Romeny bisa segera menjadi andalan lini depan Oxford. Namun, minimnya menit bermain membuat posisinya semakin terjepit di tengah persaingan ketat di skuad utama.
Bagi Timnas Indonesia, situasi ini tentu juga menjadi perhatian, apalagi Romeny diproyeksikan menjadi tulang punggung tim dalam laga-laga penting seperti kualifikasi Piala Dunia 2026. Minimnya jam terbang bisa berdampak pada performanya saat membela Merah Putih.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pelatih Oxford United mengenai alasan di balik minimnya penggunaan Ole Romeny. Namun yang jelas, sang pemain harus segera membalikkan keadaan jika ingin mendapatkan kepercayaan dan kembali bersinar, baik di level klub maupun tim nasional.