Suara.com - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan respons keras terhadap pernyataan pemain asing PSM Makassar, Yuran Fernandes, yang mengkritik keras kualitas sepak bola Indonesia. Erick menegaskan bahwa siapa pun yang merasa tidak nyaman bermain di Indonesia, termasuk Yuran, dipersilakan meninggalkan kompetisi Tanah Air.
Pernyataan ini muncul setelah kritik Yuran menjadi sorotan luas, terutama usai pertandingan Liga 1 antara PSM Makassar melawan PSS Sleman.
Laga tersebut berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, pada Sabtu, 3 Mei 2025. Dalam pertandingan itu, PSM Makassar harus mengakui keunggulan tuan rumah dengan skor 1-3.
![Ketua Umum PSSI Erick Thohir persilakan pemain asing PSM Makassar Yuran Fernandes cabut jika memang merasa sepak bola Indonesia bobrok. [Instagram Yuran Fernandes]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/06/92830-yuran-fernandes.jpg)
Salah satu momen yang menjadi sorotan adalah dianulirnya gol sundulan Yuran Fernandes oleh wasit setelah meninjau VAR. Wasit menilai terjadi pelanggaran dalam proses gol, yakni dorongan terhadap pemain PSS sebelum bola masuk ke gawang.
Kekecewaan tersebut mendorong Yuran meluapkan emosinya di media sosial. Dalam unggahannya, pemain asal Tanjung Verde itu menyampaikan kritik keras yang dianggap menyinggung kualitas kompetisi sepak bola nasional.
Ia menyindir bahwa sepak bola Indonesia hanya tempat untuk mencari uang, bukan tempat bermain serius.
Pernyataan tersebut memantik reaksi dari berbagai kalangan, termasuk dari Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI dan juga Menteri BUMN. Erick mengaku mengetahui bahwa Yuran Fernandes telah mengajukan permintaan maaf.
Namun, menurutnya, jika seorang pemain tidak menghargai kompetisi domestik, sebaiknya tidak bermain di Indonesia.

Menurut Erick, profesionalisme dalam dunia sepak bola harus dijaga, termasuk dalam menyampaikan kritik. Ia juga menegaskan bahwa jangan sampai seseorang mengambil keuntungan dari liga Indonesia namun justru mencemarkan nama baiknya.
Baca Juga: Media Internasional Shock Timnas Indonesia Bakal Naturalisasi Pemain Premier League
Erick Thohir pun meminta agar pemain asing yang tidak menghargai sepak bola Indonesia mencari tempat lain untuk berkarier.
"Dia (Yuran Fernandes) sudah meminta maaf. Tapi, kalau dia menyesali (main di Indonesia), jangan main di Indonesia. Main saja di luar negeri. Kalau dia menyesal main di Indonesia, jangan main di sini," kata Erick Thohir saat ditemui di kawasan Ciputat, Selasa (6/5/2025).
Yuran Fernandes bukanlah wajah baru dalam sepak bola Indonesia. Ia telah memperkuat PSM Makassar selama tiga musim dan masih memiliki kontrak hingga 2026.
Selama masa pengabdiannya bersama klub berjuluk Juku Eja, ia telah tampil dalam 107 pertandingan resmi, mencetak 16 gol, dan memberikan delapan assist.
Kontribusinya di lapangan cukup signifikan, namun hal itu tak lantas membuatnya bebas dari kritik saat menyampaikan pendapat secara terbuka.
Merespons lebih lanjut, Erick menyatakan bahwa PSSI terbuka terhadap laporan jika memang terdapat indikasi pelanggaran atau kecurangan dalam pertandingan.
Ia menantang siapa pun, termasuk Yuran, untuk menyampaikan bukti konkret jika ada kecurigaan terhadap wasit atau unsur pertandingan lainnya. Erick juga meminta PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi untuk turun tangan dalam menyelidiki insiden ini.
Menurut Erick, jika ada bukti kuat yang menunjukkan tindakan tidak sportif, seperti suap terhadap wasit atau pemain, maka tindakan tegas harus segera diambil. Namun jika hanya sekadar kritik emosional yang tidak disertai bukti, hal itu dianggap tidak bijak untuk disampaikan secara terbuka di media sosial.
Sementara itu, Yuran Fernandes akhirnya memberikan klarifikasi secara resmi melalui akun media sosial pribadinya. Dalam unggahan yang dibuat pada malam 5 Mei 2025, ia menjelaskan bahwa pernyataan sebelumnya sepenuhnya berkaitan dengan sepak bola, bukan ditujukan untuk menghina Indonesia sebagai negara.
Yuran menyebut bahwa komentarnya merupakan bentuk luapan emosi sesaat setelah pertandingan yang berlangsung dengan tekanan tinggi. Ia merasa kecewa atas keputusan wasit dan menilai bahwa insiden tersebut cukup memancing emosinya. Dalam pernyataannya, ia juga meminta agar publik tidak menarik ucapannya keluar dari konteks.
Ia menyatakan permintaan maaf kepada masyarakat sepak bola Indonesia atas unggahannya yang menimbulkan kegaduhan. Lebih lanjut, ia berharap kritik tersebut bisa menjadi pengingat agar sepak bola Indonesia semakin berkembang dan memperbaiki sistem pertandingan, khususnya dalam hal penegakan aturan dan kepemimpinan wasit.
"Pernyataan yang saya sampaikan tersebut sepenuhnya ditujukan dalam konteks sepak bola. Ungkapan tersebut sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyinggung Indonesia sebagai sebuah negara," tulis keterangannya.
Dalam keterangan tertulisnya, Yuran mengaku hanya ingin menyuarakan rasa cintanya terhadap olahraga ini dan keinginannya agar Liga 1 Indonesia menjadi kompetisi yang lebih profesional.
Ia pun menutup klarifikasinya dengan menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberinya kesempatan bermain di Indonesia.