Adapun hukuman itu terjadi karena suporter timnas Indonesia dianggap melakukan pelanggaran terhadap Bahrain.
Dilansir dari akun @highlightimnas, suporter tim Merah Putih menyanyikan lagu anak yang populer di era 80 an yang berjudul ‘Heli Guk Guk Guk’.
Namun pada bagian Reff lagu tersebut, kata ‘Heli’ diganti menjadi ‘Bahrain’ dan kata ‘Guk Guk Guk’ diganti menjadi ‘Anjing’.
"Keputusan FIFA, PSSI harus bertanggung jawab atas perilaku diskriminatif suporter pada saat pertandingan Indonesia lawan Bahrain yang dimainkan 25 Maret 2025. Di sana FIFA juga kirim laporan, jadi ada monitoring sistem mereka anti-diskriminasi, sebagai laporan mereka," ujar Arya.
"Berdasarkan laporan tersebut, FIFA menyatakan suporter Indonesia paling aktif di tribun utara dan selatan. Peristiwa terjadi di sektor 19, disebabkan suporter Indonesia pada menit ke-80 sekitar hampir 200 suporter tuan rumah teriakkan slogan xenophobia "Bahrain bla...bla...bla..."," tambahnya.

Exco PSSI ini mengatakan bahwa pengurangan jumlah kursi tersebut diterapkan di belakang gawang bagian utara dan selatan. Artinya suporter La Grande dan Ultras Garuda bakal terdampak.
Akan tetapi, FIFA menawarkan alternatif lain agar jumlah tersebut dapat diisi oleh elemen suporter lain.
"FIFA juga berikan ruang alternatif boleh saja 15 persen itu diberikan tapi kepada komunitas anti-diskriminasi atau komunitas khusus seperti keluarga, mungkin pelajar atau perempuan. Dan mereka harus pasang spanduk anti-diskriminasi," jelas Arya.
FIFA, lanjut dia, meminta PSSI untuk membuat rencana komprehensif melawan tindakan diskriminasi di sepak bola.
Baca Juga: Publik Belanda: Timnas Indonesia vs Malaysia Seperti Jepang vs Korea Selatan
"Sanksi ini adalah hal yang berat yang kita terima karena FIFA itu miliki prinsip kesetaraan, kemanusiaan, saling menghargai, dan menghormati," jelasnya.