Manajemen, lanjutnya, juga menghadapi tantangan, baik dari internal maupun eksternal.
"Padahal klub mengalami masa sulit dengan keterbatasan dana, karena tidak ada pemasukan lantaran harus terusir, rasanya hanya cukup sisa tenaga, semangat dan niat tulus mempertahankan klub ini," kata dia.
Dia pun membeberkan dalam penyelenggaraan dua pertandingan, yakni saat simulasi pada laga persahabatan bertajuk "Charity Match" dan Liga 1 melawan Persik Kediri, manajemen setidaknya harus mengeluarkan dana senilai Rp1 miliar sebagai biaya produksi pertandingan.
"Dari sisi produksi semua upgrading kami laksanakan, mulai ring 1 sampai ring 4 sesuai regulasi dan kebutuhan rencana pengamanan (renpam). Kami memahami semua harus dilakukan untuk kepentingan dan keamanan jalannya pertandingan," kata dia.
Yusrinal mengajak semua pihak untuk sama-sama berubah demi terselenggaranya pertandingan yang aman dan nyaman bagi semua orang.
"Ayo berpakta integritas, jangan semuanya salah manajemen, introspeksi lah," tuturnya.
Sementara itu, Aremania Utas secara resmi menyampaikan pernyataan mengutuk keras aksi pelemparan kepada bus pemain Persik Kediri.
Mengutip akun Instagram resmi Aremania Utas yang diterbitkan pada, Minggu (11/5), organisasi tersebut tak membenarkan aksi tersebut. Sebab, sepak bola seharusnya menjadi ajang pemersatu dam sportivitas, bukan permusuhan, apalagi kekerasan.
Aremania Utas juga meminta aparat penegak hukum menindak tegas pelaku.
Baca Juga: APPI Soal Pelemparan Bus Persik: Pihak Bertanggung Jawab Harus Disanksi
Arema FC Kalah dari Persik Kediri