Serius Tangani Kasus Aremania Lempari Bus Persik Kediri, PT LIB: Ini Memalukan!

Senin, 12 Mei 2025 | 19:27 WIB
Serius Tangani Kasus Aremania Lempari Bus Persik Kediri, PT LIB: Ini Memalukan!
Pelatih Persik, Divaldo Alves (kiri) terluka usai pelemparan bus timnya oleh oknum Aremania, Minggu (11/5/2025). [Instagram @nusaliga]

Sebelumnya, bus yang ditumpangi para pemain dan ofisial Persik Kediri dilempari batu usai laga melawan Arema FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (11/5/2025) malam WIB.

Akibatnya, bus tersebut rusak akibat lemparan yang dilakukan suporter tak dikenal itu, sampai pelatih Persik Kediri Divaldo Alves menjadi korban luka.

Melalui pernyataan resminya, APPI mengutuk apa yang dilakukan oknum suporter Arema karena mengancam keselamatan pemain dan ofisial tim.

"APPI mengutuk keras penyerangan yang dilakukan oleh pihak anarkis terhadap bus pemain Persik Kediri yang terjadi pasca pertandingan Liga 1 melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, 11 Mei 2025," bunyi pernyataan resmi dari APPI.

"Aksi itu mengancam keselamatan pemain dan seluruh ofisial Persik Kediri," sambungnya.

APPI melanjutkan peristiwa tersebut mencederai sportivitas disaat sepak bola Indonesia sedang melakukan pembenahan.

Terlebih, tempat terjadi insiden adalah Stadion Kanjuruhan yang menjadi saksi bisu meninggalnya 135 jiwa pada 2022.

"Kejadian penyerangan ini tentunya kembali mencederai semangat sportivitas dan perbaikan sepak bola nasional."

"Apalagi tindakan yang sangat tidak terpuji itu kembali terjadi di area Stadion Kanjuruhan."

Baca Juga: Darius Sinathrya Ikut Kritik Pelemparan Bus Persik Kediri di Kanjuruhan

"Sudah sepatutnya badan-badan yang berwenang termasuk para pemangku kebijakan sepak bola Indonesia memberikan sanksi yang keras kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden seperti ini," tutupnya.

Sementara itu, General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, menyampaikan bahwa pihak klub sangat terpukul atas kejadian tersebut.

Ia menilai, apa yang terjadi merupakan bentuk kegagalan banyak pihak dalam menciptakan atmosfer pertandingan yang aman dan sportif.

“Kami sudah berdarah-darah selama tiga tahun. Menahan caci maki, bertahan dengan segala keterbatasan tanpa pemasukan karena terusir,” ujar Yusrinal dalam pernyataan resmi klub, Senin (12/5/2025).

"Tapi begitu kami kembali ke Kanjuruhan, yang kami terima malah tekanan dan tuntutan berlebihan. Rasanya seperti kami tidak dihormati di rumah sendiri."

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI