Suara.com - Nama Mauro Zijlstra kian mencuat dalam radar pecinta sepak bola Indonesia. Penyerang muda milik FC Volendam asal Belanda yang memiliki darah Indonesia ini kini tengah dalam proses naturalisasi untuk bisa membela Timnas Indonesia.
Meski prosesnya belum rampung sepenuhnya, Mauro sudah menunjukkan potensi luar biasa yang membuatnya layak diperhitungkan sebagai calon andalan di lini depan Garuda.
Dokumen naturalisasi sudah ia serahkan kepada PSSI, dan saat ini Mauro hanya menunggu proses administrasi final sebelum resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Menariknya, meskipun belum bergabung secara resmi, Mauro sudah memperlihatkan kualitas yang menonjol dibanding dua pemain naturalisasi lainnya, yaitu Ole Romeny dan Ragnar Oratmangoen.
Setidaknya ada dua keunggulan signifikan yang membuat Mauro Zijlstra terlihat lebih menjanjikan. Apa saja kelebihan tersebut? Berikut ulasan lengkapnya.
1. Insting Gol Tinggi Sejak Level Junior

Salah satu kelebihan utama Mauro Zijlstra terletak pada ketajamannya di depan gawang.
Berposisi sebagai penyerang murni, Mauro memiliki catatan produktivitas gol yang impresif sejak masih membela tim junior.
Saat bermain untuk NEC Nijmegen U-21 musim lalu, Mauro berhasil mencetak 9 gol dan memberikan 1 assist hanya dalam 19 pertandingan.
Baca Juga: Lawan Timnas Indonesia, China Naturalisasi Pemain Swiss dan Eks Rekan Justin Hubner
Performa apiknya berlanjut musim ini bersama tim U-21 FC Volendam. Dalam 9 pertandingan, ia sudah mencatatkan 6 gol dan 2 assist — angka yang menunjukkan konsistensi dan naluri mencetak gol yang tajam.
Jika dibandingkan dengan Ole Romeny dan Ragnar Oratmangoen, Mauro jelas lebih menonjol dalam hal produktivitas.
Kedua pemain tersebut belum menunjukkan kontribusi gol yang signifikan, baik di level klub maupun ketika mengenakan seragam Timnas Indonesia.
Konsistensi Mauro sebagai finisher murni menjadi modal penting yang dibutuhkan Timnas, apalagi lini depan Garuda kerap kali kesulitan dalam urusan penyelesaian akhir di laga-laga penting.
2. Postur Ideal dan Kuat dalam Duel Udara
![Selamat Datang Striker Keturunan! Klub Belanda Kasih Pengumuman. [Dok. IG Mauro Zijlstra]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/11/88544-mauro-zijlstra.jpg)
Selain ketajaman di depan gawang, Mauro juga memiliki keunggulan fisik yang membuatnya istimewa.
Dengan tinggi badan mencapai 188 cm, ia memiliki postur yang sangat ideal untuk seorang striker, terutama dalam skema permainan yang mengandalkan crossing atau bola-bola mati.
Dalam beberapa pertandingan di level junior, Mauro menunjukkan kemampuannya dalam duel udara, baik untuk mencetak gol maupun membuka ruang bagi rekan setim.
Kualitas ini sangat dibutuhkan Timnas Indonesia yang selama ini jarang memiliki sosok target man dengan kemampuan duel udara yang mumpuni.
Bandingkan dengan Romeny (185 cm) dan Oratmangoen (180 cm) yang tidak memiliki postur setinggi dan sekuat Mauro, jelas Zijlstra menawarkan dimensi berbeda dalam lini serang.
Ia bisa menjadi tumpuan ketika tim kesulitan menembus pertahanan lawan melalui skema permainan terbuka.
Prospek Cerah untuk Timnas Indonesia
Melihat dua keunggulan utama yang dimiliki Mauro Zijlstra — yakni ketajaman yang terbukti dan postur fisik yang ideal — tak heran jika banyak pihak mulai berharap besar padanya.
Di usia muda, Mauro tidak hanya menjadi aset jangka panjang, tetapi juga bisa langsung memberikan kontribusi nyata saat resmi membela Timnas Indonesia.
Jika proses naturalisasi berjalan lancar, kehadiran Mauro di skuad Garuda akan menambah opsi berkualitas di lini depan.
Dengan pelatih Shin Tae-yong yang gemar menggunakan pola permainan cepat dan variatif, Mauro bisa menjadi kepingan penting dalam taktik tersebut, terutama ketika dibutuhkan pemain yang kuat di udara dan tajam di kotak penalti.
Tak berlebihan jika Mauro Zijlstra kini disebut-sebut sebagai calon penyerang masa depan Timnas Indonesia.
Dukungan performa dan fisik yang mendukung menjadikannya sosok yang layak mendapatkan sorotan lebih, apalagi ketika Indonesia terus mencari sosok striker andal untuk bersaing di level Asia.
Kontributor : Imadudin Robani Adam