Suara.com - Penampilan bintang muda Persib Bandung, Kakang Rudianto mendapat apresiasi usai berhasil membuat pemain Manchester United Alejandro Garnacho tidak berkutik.
Itu terjadi saat Kakang memperkuat tim ASEAN All Stars dalam partai persahabatan melawan Manchester United di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (28/5/2025) malam WIB.
Dalam laga yang dimenangi tim ASEAN All Stars dengan skor tipis 1-0 itu, Kakang tampil bagus meski memang tidak cetak gol atau assist.
![Bek Persib Bandung, Kakang Rudianto senang bisa membantu ASEAN All Stars menang atas Manchester United di Stadion Nasional Bukit Jalil, Malaysia, Rabu (28/5/2025). [Arief Apriadi/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/29/15756-kakang-rudianto.jpg)
Pelatih ASEAN All Stars Kim Sang-sik baru menurunkan Kakang Rudianto di babak kedua tepatnya menit ke-68.
Baru bergabung sehari jelang laga tidak membuat wonderkid Maung Bandung itu kebingungan dalam pertandingan.
Pemain 22 tahun tersebut mampu meredam penyerang-penyerang Manchester United seperti Alejandro Garnacho sehingga gol pun sulit tercipta.
Salah satu momentum menarik duel keduanya adalah kita umpan dari Garnacho bisa diblok oleh Kakang.
Saat ditemui awak media termasuk Suara.com usai pertandingan, Kakang mengaku tak menyangka bisa duel dengan pemain sekelas Garnacho.
![Perbedaan prestasi Kakang Rudianto dan Bruno Fernandes di musim ini. [Suara.com/dok]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/28/84949-kakang-rudianto-dan-bruno-fernandes.jpg)
Baginya itu adalah sebuah motivasi dirinya bisa bersaing dengan pemain-pemain level top dunia.
Baca Juga: Review Performa 2 Wakil Indonesia di Laga ASEAN All Stars vs MU, Mengecewakan?
"Saya tidak nyangka juga bisa jagain Garnacho, duel sama dia," kata Kakang.
"Tentunya ini jadi motivasi bagi saya agar lebih baik ke depannya," jelas pemain yang merupakan anggota Polri tersebut.
Persiapan Kakang menghadapi Manchester United terbilang singkat karena dipanggil Kim Sang-sik dadakan.
Semula yang mewakili Indonesia adalah Asnawi Mangkualam dan Muhammad Ferarri, namun berubah jadi Kakang serta Malik Risaldi dari Persebaya Surabaya.
Untuk Asnawi saat ini tengah mengikuti training camp (TC) Timnas Indonesia di Bali sebagai persiapan menghadapi ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Kakang mengaku senang bisa berkesempatan melawan Manchester United terlebih memenangi pertandingan tersebut.
Ia mengaku belajar banyak dari The Red Devils sebagai bekal buat mengembangkan kariernya ke depan.
Salah satu hal yang didapatnya adalah jangan pernah menyerah siapa pun lawannya, karena sepak bola ditentukan di atas lapangan.
"Ya dari laga ini saya belajar bahwa main bola bisa intensitas tinggi, di menit kapanpun dan dalam situasi apa pun saya harus siap menghadapi lawan," tutup Kakang.
Bagi Kakang dan Malik, keduanya mencetak sejarah sebagai pemain pertama yang mengalahkan Manchester United.
Hebatnya lagi, pemain Persib Bandung dan Persebaya Surabaya itu tampil solid meski bergabung sehari jelang pertandingan.
Kakang dan Malik juga menjadi pemain pertama Indonesia yang mengangkat piala di hadapan Bruno Fernandes dan kawan-kawan.
Di sisi lain, kemenangan ini menjadi prestasi membanggakan bagi ASEAN All Stars, menunjukkan bahwa perkembangan sepak bola Asia Tenggara patut diperhitungkan di level internasional.
Bagi ASEAN All Stars, hasil ini bukan hanya sekadar kemenangan di atas kertas, melainkan juga prestasi simbolis yang menunjukkan kekuatan kolektif dari kawasan yang selama ini kurang mendapat sorotan.
Penampilan solid dari seluruh lini, mulai dari pertahanan hingga serangan, membuat tim lawan kesulitan mengembangkan permainan.
Pertandingan ini sekaligus mempertegas bahwa sepak bola tidak lagi hanya soal nama besar, melainkan soal kesiapan, strategi, dan semangat juang.
ASEAN All Stars mungkin bukan tim yang dibentuk untuk jangka panjang, tetapi mereka sudah membuktikan bahwa dengan kolaborasi yang tepat, mereka bisa menciptakan kejutan besar di panggung internasional.