"Kalau soal persaingan, siapapun yang bertanding, yang penting Indonesia bisa menang," jelas Beckham.
"Siapapun yang mendapat kesempatan, harus membuktikannya," pungkasnya.
Kemenangan atas China menjadi catatan positif dalam sejarah pertemuan kedua tim. Secara historis, Timnas Indonesia kerap kesulitan menghadapi China, baik di pertandingan persahabatan maupun di ajang resmi.
Namun, dalam laga kali ini, skuad Garuda tampil dengan mental yang lebih siap dan strategi matang, yang terbukti mampu meredam dominasi lawan.
Selain faktor teknis, peningkatan performa Timnas Indonesia dalam beberapa laga terakhir tak lepas dari peran pelatih serta sistem pembinaan pemain yang semakin terstruktur.
Sejak era Shin Tae-yong, perkembangan tim nasional secara bertahap terlihat signifikan, baik dari segi taktik, kedisiplinan, maupun mental bertanding.
Kini, fokus publik mulai mengarah ke laga berikutnya, di mana Timnas Indonesia dijadwalkan menghadapi Jepang pada 10 Juni mendatang.
Hasil ini membuat Indonesia meraih kemenangan ketiga dan mengumpulkan total 12 poin, cukup untuk mengunci satu tiket ke fase berikutnya.
Ini menjadi pencapaian historis, karena untuk pertama kalinya Tim Garuda berhasil menembus babak keempat Kualifikasi Piala Dunia dalam sejarah sepak bola nasional.
Baca Juga: Timnas Indonesia Perlahan Lupakan Warisan STY, Kluivert Akhiri Debat Asing vs Local Pride
Menatap laga kontra Jepang, Indonesia harus menghadapi kenyataan tak bisa diperkuat beberapa pemain inti seperti Ragnar Oratmangoen, Sandy Walsh, dan Eliano Reijnders akibat cedera serta urusan keluarga.
Pelatih Patrick Kluivert dipaksa melakukan rotasi dan menyiapkan opsi pengganti, seperti Yakob Sayuri dan Yance Sayuri.
Fokus utama tim adalah menjaga stabilitas permainan dan tampil percaya diri menghadapi tekanan Jepang.
Kluivert juga menyoroti pentingnya mentalitas bertanding. Atmosfer panas di GBK saat melawan China menjadi bukti kekuatan suporter Garuda.