Suara.com - Era baru timnas Indonesia mulai menunjukkan arah berbeda. Di bawah arahan Patrick Kluivert, pola seleksi pemain dan filosofi permainan perlahan bergeser dari warisan Shin Tae-yong (STY).
Yang paling mencolok adalah keputusan Kluivert memberi panggung kepada pemain lokal dalam laga penting kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Dalam kemenangan 1-0 atas China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (6/6), pelatih asal Belanda itu menurunkan sejumlah pemain dari Liga 1 sejak menit awal.
Nama-nama seperti Ricky Ridho, Ricky Kambuaya, Yakob Sayuri, dan Egy Maulana Vikri mendapat kepercayaan penuh meski sebelumnya sempat diragukan.
“Yang utama bagi saya adalah kualitasnya, maka mereka layak bermain. Baik itu pemain naturalisasi atau pemain lokal, bagi saya tidak ada perbedaan," kata Patrick Kluivert dalam konferensi pers usai laga, Kamis (5/6/2025) malam WIB.
"Kami adalah satu tim. Kami tahu bahwa kami harus memainkan dua pertandingan. Jadi, menurut saya, tim terbaiklah yang akan bermain sejak awal."
Pernyataan tersebut menjadi sinyal kuat bahwa mantan striker Barcelona itu ingin mengakhiri polemik berkepanjangan tentang dominasi pemain naturalisasi di skuad Garuda.
Kluivert menekankan pentingnya kebersamaan dan rasa percaya diri antar pemain—hal yang menurutnya akan memperkuat tim secara keseluruhan.
“Saya tidak mengatakan bahwa pemain lain lebih buruk atau tidak cukup bagus untuk bermain sejak awal, karena mereka sebenarnya bagus. Tapi mereka perlu merasakan kepercayaan diri. Itulah yang membuat tim kami lebih kuat,” tambah Kluivert.
Baca Juga: Ricky Kambuaya: Si Anak Pendiam yang Bikin Patrick Kluivert Jatuh Cinta
Langkah ini tentu berbeda dengan pendekatan Shin Tae-yong yang kerap mengandalkan pemain berdarah luar negeri sebagai tulang punggung tim.
Meski strategi STY terbukti mengangkat prestasi timnas di berbagai level, Kluivert tampaknya ingin membangun karakter skuad yang lebih merata dan berimbang antara pemain lokal dan naturalisasi.
Dari sisi permainan, Kluivert juga menunjukkan fleksibilitas taktik. Meski Indonesia tak tampil dominan atas China, ia tetap puas dengan hasil akhir yang menjadi prioritasnya.
“Saya sangat bangga pada performa tim. Meski tidak dominan secara permainan, hasil tetap yang terpenting. Jika bisa sambil menunjukkan permainan ideal, itu adalah bonus,” jelas Kluivert.
![Presiden RI Prabowo Subianto memberikan selamat kepada Pelatih Patrick Kluivert dan pemain Timnas Indonesia usai pertandingan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Indonesia melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/06/24854-timnas-indonesia-vs-china-kualifikasi-piala-dunia-2026-prabowo-subianto-patrick-kluivert.jpg)
Kemenangan tipis atas China membuat Timnas Indonesia sempat naik ke posisi tiga klasemen Grup C, sebelum kembali turun ke peringkat keempat setelah Arab Saudi mengalahkan Bahrain dengan skor 2-0.
Meski pada akhirnya tetap bertahan di posisi keempat, Timnas Indonesia sudah dipastikan mengunci tiket ke putaran keempat. Dengan 12 poin dari sembilan laga, posisi mereka tak lagi terkejar oleh China dan Bahrain yang baru mengumpulkan enam poin dengan sisa satu pertandingan di Grup C.