Namun Indonesia boleh berbangga karena dari 17 pertemuan terdahulu itu, karena pernah lima kali mengalahkan Jepang, yang terakhir terjadi pada 1981 ketika Garuda menang 2-0 di Jakarta dalam laga persahabatan.
Catatan belakangan ini, termasuk kalah 0-4 dalam pertemuan pertama pada putaran ketiga Kualifikasi Piala 2026, membuat pasukan Patrick Kluivert terlihat lebih inferior ketimbang tim Moriyasu.
Meski begitu, kemenangan kadang menolak statistik sebelumnya. Ada faktor lain yang bisa mematahkan tren buruk di masa lalu.
Jepang yang menurunkan lapis kedua bisa menjadi faktor yang menguntungkan Indonesia. Kuncinya adalah bermain sabar dan terukur seperti dipraktikkan Australia pekan lalu.
Jangan lupa, semangat bertarung dan juga keberuntungan, bisa membuat Jay Idzes cs menorehkan catatan istimewa di Jepang.
Menang atau seri di Osaka, bisa menaikkan citra kuat Garuda, yang bisa menaikkan moral tim sehingga tampil semakin baik pada laga-laga setelah menghadapi Jepang.
Hasil yang tidak negatif juga acap lahir karena para pemain bermain lepas tanpa tekanan.
Seharusnya suasana itu meliputi tim Garuda karena Indonesia sudah pasti mengikuti putaran keempat untuk memperebutkan dua dari tiga tiket terakhir Asia untuk Piala Dunia 2026.
Jangan lupakan pula formula bermain pragmatis kala menghadapi tim-tim sesuperior nan sekuat Jepang.
Baca Juga: Andre Rosiade Tetap Nonton Timnas ke Jepang Meski Menantu Tak Dimainkan, Umi Pipik Pilih Absen
Di sini, Indonesia bisa meniru Australia yang baru saja mengalahkan lagi Jepang setelah 16 tahun tak bisa melakukannya.
Salah satu kunci kemenangan Australia pada 5 Juni adalah mendekati laga dengan taktik pragmatis tetapi cermat membaca permainan.
Kluivert bisa menerapkan strategi dalam laga Selasa sore nanti itu dengan pendekatan yang diadopsi Australia tersebut.
Pesan buruk untuk lawan
Jika masih ada tekanan di antara kedua tim, maka Samurai Biru yang lebih tertekan ketimbang Garuda.
Walau menurunkan tim kedua, kemenangan pasti menjadi target mutlak Jepang. Apalagi, pemain-pemain lapis kedua mereka ingin membuktikan diri sama baiknya dengan pemain-pemain inti.