Suara.com - Ramai-ramai kontestan round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 protes ke FIFA dan AFC soal penentuan tuan rumah, minta digelar di tempat netral.
Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 akan bergulir pada 8 hingga 14 Oktober 2025.
Sementara drawing penyisihan grup akan berlangsung pada 17 Juli di Umeda, Osaka, Jepang.
Sebelum drawing digelar, merebak kabar jika FIFA dan AFC telah memilih Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah.
Ya, kabar itu sudah muncul di banyak media sosial dan menimbulkan keresahan untuk kontestan lain.
Pasalnya Arab Saudi dan Qatar berpotensi diuntungkan dengan status tuan rumah tersebut.
Hal ini bukan tanpa alasan, Arab Saudi dan Qatar terkenal dengan kontroversi ketika menjadi tuan rumah.
Kedua negara ini bisa dikatakan dengan mudah mampu 'memanipulasi' pertandingan demi kemenangan mereka.
Sudah dua negara yang mengajukan protes ke FIFA, Indonesia sempat disenggol, tetapi belum ada rilis resmi.
Baca Juga: Mengulas Ranking FIFA Kuwait dan Lebanon, Lawan Uji Coba Timnas Indonesia sebelum Round 4
Protes ini diawali oleh Irak lewat Federasi Sepak Bolanya yang meminta transparansi pemilihan tuan rumah.
Irak juga sempat menyenggol Indonesia setelah Ketum PSSI Erick Thohir menuntut FIFA dan AFC agar transparan.
"Federasi Sepak Bola Irak mengirim surat resmi ke FIFA dan AFC untuk meminta transparansi dan keadilan dalam proses pemilihan tuan rumah ronde empat Kualifikasi Piala Dunia 2026," bunyi rilis Fedrasi Irak.
"Federasi Irak juga memuji seruan yang dibuat oleh sejumlah federasi nasional lainnya, termasuk Indonesia."
Meski begitu, PSSI belum merilis pengumuma atau surat resmi ke FIFA dan AFC hingga saat ini.
Justru Federasi Uni Emirat Arab (UEA) yang sudah mulai bergerak melancarkan protes ke FIFA.
"Asosiasi Sepak Bola UEA meminta FIFA dan AFC untuk bersikap netral dalam memilih negara tuan rumah pertandingan playoff Asia."
"Yang menentukan kelolosan ke Piala Dunia 2026, dan dijadwalkan digelar pada bulan Oktober tahun ini," bunyi rilis Federasi UEA.
"Permintaan ini disampaikan melalui surat resmi yang dikirim oleh Federasi UEA kepada FIFA dan AFC."
"Menekankan pentingnya keadilan dan transparansi dalam proses pemilihan, keputusan harus sesuai dengan peraturan dan regulasi."
"Yang menjamin hak semua tim nasional yang berpartisipasi dalam babak playoff Asia," imbuh mereka.
Menarik dinantikan seperti apa respons FIFA dan AFC perihal protes-protes yang dilancarkan kontestan round 4 kualifikasi.
PSSI Harus Bergerak Cepat
Meski namanya sudah disebut oleh federasi Irak, PSSI belum mengeluarkan pernyataan resmi.
Namun, tekanan dari publik mulai mengarah ke federasi Indonesia agar segera mengambil sikap.
Apalagi Timnas Indonesia berhasil mencapai Round 4 untuk pertama kalinya dalam sejarah, dan ini adalah momen krusial bagi Garuda Muda untuk membuat kejutan dan membuka jalan ke Piala Dunia 2026.
Jika Indonesia harus bermain di kandang Arab Saudi atau Qatar, jelas ini menjadi beban berat.
Oleh karena itu, desakan agar PSSI ikut mengajukan protes resmi dinilai sangat penting agar tidak dirugikan secara teknis maupun non-teknis.
FIFA dan AFC Dituntut Bersikap Tegas
Kini bola panas ada di tangan FIFA dan AFC. Transparansi dan profesionalisme mereka sedang diuji.
Jika keputusan soal tuan rumah tidak segera diumumkan secara adil, maka kepercayaan publik terhadap proses kualifikasi ini bisa runtuh.
Turnamen sebesar Kualifikasi Piala Dunia seharusnya menjadi ajang yang menjunjung tinggi sportivitas dan keadilan.
Pemilihan tuan rumah yang netral bukan hanya soal teknis, tapi menyangkut prinsip fair play dalam sepak bola dunia.
Akan sangat disayangkan jika peluang besar tim-tim seperti Indonesia, Irak, atau UEA, harus terhambat bukan karena kemampuan di atas lapangan, melainkan oleh keputusan-keputusan yang meragukan di luar lapangan.
Kontributor: Eko