Kehilangan dua pemain, Kevin Diks dan Yakob Sayuri akibat cedera, semakin memperparah situasi. Meski sempat mendapat peluang lewat Beckham Putra dan Ole Romeny, Garuda tak mampu mencetak satu gol pun.
Kluivert pun menyadari bahwa meski sistem yang ada membawa hasil positif sebelumnya, kekalahan besar dari Jepang menjadi tamparan keras.
Ia menekankan pentingnya menjaga kesinambungan, namun tetap membuka opsi perubahan demi pengembangan jangka panjang.
"Saat ini, tim sangat nyaman dengan sistem yang ada, dan itu penting untuk memastikan performa mereka tetap stabil,” ujar Kluivert usai pertandingan kontra China.
"Saya percaya bahwa para pemain sudah sangat paham dengan apa yang diminta dari mereka, jadi lebih bijak untuk tidak terburu-buru mengganti sesuatu yang sudah berjalan dengan baik," tambahnya.
Dengan Indonesia yang dipastikan lolos ke putaran keempat meskipun finis di peringkat keempat Grup C dengan 12 poin dari 10 laga, Kluivert memiliki waktu untuk melakukan penyesuaian.
Ini akan menjadi fase penting bagi pelatih 48 tahun tersebut untuk mulai menerapkan identitas permainan versinya sendiri.
“Tujuan utama saya adalah melanjutkan apa yang sudah bagus dan beradaptasi dengan pemain yang ada, sambil tetap mempertimbangkan perubahan jika diperlukan di masa depan,” tutup Kluivert.
Langkah Kluivert selanjutnya akan menjadi sorotan besar, terutama karena publik kini menanti apakah ia akan tetap setia pada sistem lama atau perlahan menyuntikkan ide-ide baru untuk membawa Garuda lebih kompetitif di kancah Asia dan dunia.
Baca Juga: Giovanni van Bronckhorst: Sepak Bola Indonesia Sedang Bangkit
Kontributor : Imadudin Robani Adam