Suara.com - Pengamat sepak bola Vietnam, Quang Huy, membandingkan program naturalisasi pemain yang dilakukan Timnas Indonesia dan Malaysia yang marak terjadi selama beberapa tahun terakhir ini.
Timnas Indonesia dan Timnas Malaysia memang menjalankan program ini secara masif. Hasilnya pun mulai terlihat. Skuad Garuda berpeluang lolos ke Piala Dunia 2026 melalui putaran keempat, sedangkan Harimau Malaya mendekati Piala Asia 2027.
Bahkan, yang terbaru, lima pemain naturalisasi teranyar Timnas Malaysia, Facundo Garces, Imanol Machuca, Rodrigo Holgado, Jon Irazabal, serta Joao Figueiredo sukses membawa timnya menang 4-0 atas Vietnam.
Menurut Quang Huy, hasil akhir ini jauh dari prediksi kebanyakan orang. Menurutnya, pemain-pemain naturalisasi Malaysia memang punya kualitas. Bahkan, dia menyebut jika Timnas Indonesia tak akan bisa bersaing.
"Saya benar-benar tidak bisa memprediksi tim saya akan kalah. Kalau Malaysia ketemu Indonesia sekarang, saya rasa Indonesia tidak akan bisa bersaing,” ujar Quang Huy.
"Kami bingung harus mengejar dengan cara apa. Indonesia saja sudah melampaui kami. Malaysia? Mereka sudah terlalu jauh," imbuhnya.
Selain itu, Quang Huy menyoroti perbedaan kebijakan naturalisasi Malaysia dengan Indonesia. Memang, pada awalnya, ini sempat menuai kontroversi karena darah keturunan Malaysia-nya dipertanyakan.
“Malaysia memilih menaturalisasi pemain tanpa darah keturunan Malaysia. Awalnya kebijakan ini sempat menuai kontroversi, tapi kemudian mereka mendorongnya secara masif dan terbuka,” kata Quang Huy, dilansir dari Soha, Jumat (13/6/2025).
Terlepas dari terkikisnya identitas Malaysia, Quang Huy tetap melihat aspek positif. Sebab, bagaimanapun juga, tujuan program naturalisasi ini adalah memperkuat tim nasional dan meraih hasil dalam jangka dekta.
Baca Juga: Qatar dan Arab Jadi Tuan Rumah Round 4, Erick Thohir Beri Komentar Sindiran
"Meski banyak pemain yang tidak punya latar belakang Malaysia, mereka tetap memperluas skuad dan terus menambah pemain naturalisasi. Ini memang menghilangkan identitas tim,” ujar Quang Huy.
“Karena, para pemain hanya saling mengenal nama saat pemusatan latihan dan tidak punya koneksi satu sama lain. Tapi, dalam olahraga, kemenangan adalah hal yang utama,” tambah Quang Huy.
Pendekatan naturalisasi ini, kata Quang Huy, memperlihatkan perbedaan dari asal usul negara yang disasar. Jika Indonesia lebih banyak mengincar pemain keturunan di Belanda, Malaysia membidik sasaran baru, yakni Amerika Selatan.
“Sementara itu, Indonesia mengambil pendekatan berbeda. Mereka memilih pemain-pemain keturunan Indonesia, sebagian besar dari Belanda,” ujar Quang Huy.
“Malaysia justru belajar dari Indonesia, dan merekrut pemain dari Amerika Selatan seperti Argentina dan Brasil, tempat banyak bakat besar yang sulit bersaing di tim nasional mereka sendiri,” terangnya.
Garis Keturunan Pemain Malaysia Masih Tuai Perdebatan
Malaysia diketahui menaturalisasi sebanyak tujuh pemain dari Eropa dan Amerika Latin. Ketujuh pemain tersebut masuk dalam dua gelombang, mulai dari Februari hingga Juni 2025.
Akan tetapi, publik dihebohkan dengan asal usul para pemain tersebut yang diklaim memiliki keturunan Malaysia.
Meskipun hingga saat ini tidak banyak informasi yang didapat publik mengenai latar belakang mereka.
Tak pelak publik Asia Tenggara pun meminta Malaysia mengeluarkan informasi perihal asal-usul para pemain naturalisasinya.
Bahkan salah satu pengamat olahraga Negeri Jiran, Zhafri Aminurrashid, sampai mengeluarkan pernyataan cukup menarik.
Zhafri menyebut jika FIFA bisa menyelidiki FAM jika menerima laporan mengenai program naturalisasi pemain tersebut.
"FAM dapat diselidiki FIFA terkait dengan naturalisasi pemain," kata Zhafri Aminurrashid.
"Penyelidikan akan dilakukan apabila FIFA menerima pengaduan tentang kasus-kasus terkini pemain Malaysia yang dinaturalisasi."
Jika hal itu terjadi, Zhafri meminta FAM untuk transparan, dalam hal ini mengeluarkan dokumen informasi.
Apabila FAM tidak dapat memberikan informasi yang benar perihal latar belakang pemain yang dinaturalisasi.
Maka, FIFA bisa saja menjatuhkan sanksi terhadap FAM yang akan berdampak pada Timnas Malaysia.
"FAM perlu menyiapkan semua informasi dan dokumen untuk situasi pengaduan."
"FIFA akan menerima dokumen tersebut dan meninjaunya bersama Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC)."
"Jika perlu, mereka akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Apabila ditemukan masalah atau dokumen terbukti palsu."
"Maka, pihak terlibat dapat dikenakan sanksi," kata Zhafri lagi.
Kontributor: Muh Faiz Alfarizie