Suara.com - Eks pelatih Asnawi Mangkualam dan Marc Klok di PSM Makassar, Darije Kalezic memberikan sindiran telak kepada pemain asal Belanda.
Kalezic yang saat ini berkarier di Liga Serbia bersama TSC Backa Topola membandingkan karakter pemain asal Belanda dengan pesepak bola kawasan Balkan.
Menurut Kalezic, ada perbedaan mencolok antara kedua pemain dalam hal menaati instruksi pelatih.
Kalezic punya pengalaman panjang di sepak bola Belanda, termasuk melatih klub-klub seperti De Graafschap, Jong PSV, MVV, Roda JC, dan Jong FC Utrecht.
Maka, wajar jika ia berbicara dengan landasan pengalaman langsung ketika membandingkan pemain Belanda dan pemain Balkan.
![Eks Pelatih Rafael Struick, Marc Klok dan Asnawi Kini Berkarier di Klub Antah Berantah [Instagram Darije Kalezic]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/18/13614-darije-kalezic.jpg)
“Di Belanda, jika pelatih memberi instruksi, sering kali responsnya adalah, ‘Ya, tapi kenapa harus begitu, pelatih?’,” ujar Kalezic kepada media Serbia.
“Sedangkan di Balkan, kalau pelatih bilang sesuatu, mereka akan langsung bilang, ‘Baik, pelatih. Akan kami lakukan.’” sambung eks pelatih PSM itu.
Menurut Kalezic, perbedaan tersebut bukan hanya soal budaya sepak bola, tetapi juga soal latar belakang kehidupan para pemain.
Banyak pemain dari kawasan Balkan tumbuh dalam situasi sulit, yang pada akhirnya membentuk mental juara dan sikap pantang menyerah.
Baca Juga: Belanda vs Portugal di Euro U-21: Peran Krusial 3 Pemain Keturunan Indonesia
“Mereka tahu bahwa sepak bola bukan hanya soal hobi atau hasrat, tapi soal roti dan masa depan mereka. Mentalitas mereka terasah karena masa kecil yang penuh tantangan,” jelasnya.
“Pemain-pemain dari wilayah ini benar-benar ‘sakit’ jika kalah. Mereka akan melakukan segalanya untuk menang. Itulah mentalitas yang saya coba tanamkan di semua tim saya.” paparnya.
Lebih lanjut eks pelatih Asnawi Mangkualam itu juga menilai bahwa kurangnya hasrat untuk menang secara mutlak telah menjadi penghambat utama bagi Belanda untuk bisa berjaya di level dunia.
“Di Belanda, mentalitas juara itu kurang tertanam kuat. Dan menurut saya, itu juga alasan utama kenapa kami (Belanda) belum pernah menjuarai Piala Dunia atau bahkan lebih sering juara Eropa,” tegasnya.
Karier Baru Darije Kalezic
Masih ingat dengan eks pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic? Pelatih berusia 55 tahun itu di musim depan akan melatih klub antah berantah.
Darije Kalezic yang melatih di PSM Makassar pada 2019 itu musim depan akan melatih klub bernama FK TSC.
Klub bernama lengkap FK TSC Backa Topola itu berkompetisi di Liga Serbia.
"Darije Kalezic akan memulai tantangan baru sebagai pelatih kepala FK TSC. Informasi ini juga sudah ramai dikabarkan media-media Belanda lainnya," tulis Voetbalzone.
Klub FK TSC pada musim lalu finish di peringkat kompetisi Liga Serbia. Kalezic yang pernah melatih Marc Klok hingga Asnawi Mangkualam itu menggantikan peran Slavko Matic.
Menurut laporan media Belanda, Kalezic dikontrak selama dua tahun oleh klub Liga Serbia tersebut.
Sebelumnya, pada akhir Mei 2025, Kalezic resmi mengumumkan tak lagi melatih klub ADO Den Haag.
Kalezic disebut tak mau memperpanjang kontraknya bersama ADO setelah musim 2024/2025 berakhir.
![Marc Klok Waspadai PSS yang Pincang Tanpa Riko Simanjuntak: Ada yang Lebih Gacor. [Dok. IG Persib]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/25/59167-marc-klok.jpg)
Kalezic pada 2023 ditunjuk menjadi pelatih ADO dan menggantikan peran Dick Advocaat. Sebelum Advocaat, ADO dilatih oleh eks Liverpool, Dirk Kuyt.
Pada musim pertamanya, eks pelatih Eliano Reijnders itu mengantarkan ADO finish di posisi kelima Keuken Kampioen.
Pada musim lalu, ADO memiliki kans untuk langsung promosi ke Eredivisie, namun sayangnya di akhir musim mereka hanya finish di posisi keempat.
Sebelum eskis sebagai pelatih, Kalezic yang merupakan sosok kelahiran Swiss pada 1 November 1969 tersebut pernah aktif sebagai pemain.
Tercatat saat masih aktif bermain, dia berposisi sebagai pemain bertahan. Setelah pindah ke Bosnia, dia bergabung dengan akademi Lokomotiva Mostar dari 1985 hingga 1991.