Dukungan dari tribun bisa membangkitkan semangat dan motivasi, sekaligus membangun koneksi emosional antara pemain dan publik sepak bola Indonesia.
Di sisi lain, meskipun Liga 1 bukan liga top dunia, tetap menjadi panggung utama di tanah air. Nathan bisa memanfaatkan ini untuk membangun kembali reputasi dan kepercayaan diri setelah periode sulit di Eropa.
Kerugian Jika Nathan Gabung Persebaya

Meski Liga 1 terus berkembang, level persaingan dan kualitasnya masih jauh dibandingkan liga-liga di Eropa. Bergabung ke sini bisa menurunkan standar kompetitif Nathan sebagai pemain yang sebelumnya bermain di benua biru.
Label sebagai pemain yang berkarier di luar negeri menjadi nilai lebih tersendiri, terutama saat bersaing memperebutkan tempat di Timnas.
Jika kembali ke Indonesia di usia 23 tahun, Nathan bisa kehilangan label tersebut, dan mungkin posisinya di Timnas tidak lagi seistimewa sebelumnya.
Di usia emas untuk berkembang sebagai pesepak bola, keputusan pulang ke Indonesia bisa menjadi “jalan pintas” yang menghambat peluang bermain di level lebih tinggi di masa depan. Banyak pemain muda yang akhirnya sulit kembali ke Eropa setelah memutuskan pulang terlalu cepat.
Kepindahan Nathan Tjoe-A-On ke Persebaya Surabaya bisa menjadi langkah penuh makna, baik secara emosional maupun profesional.
Namun, keputusan ini harus diambil dengan pertimbangan matang. Di satu sisi, ia akan mendapat dukungan dan jam terbang yang selama ini kurang di Swansea.
Namun di sisi lain, dia juga menghadapi risiko besar dalam hal pengembangan karier dan reputasi sebagai pemain internasional.
Baca Juga: Ambisi Pemain Flores Marselinus Ama Bisa Main Reguler di Spanyol
Kontributor: Eko