Nasib Belum Pasti, Emil Audero Bisa Ikuti Jejak Asnawi dan Pratama Arhan

Arief Apriadi Suara.Com
Minggu, 29 Juni 2025 | 18:55 WIB
Nasib Belum Pasti, Emil Audero Bisa Ikuti Jejak Asnawi dan Pratama Arhan
Emil Audero Mulyadi. (instagram.com/@emil_audero)

Suara.com - Perubahan besar terjadi di dunia sepak bola Korea Selatan. Untuk pertama kalinya dalam 26 tahun, K-League mencabut larangan penggunaan penjaga gawang asing.

Keputusan ini membuka peluang emas bagi para kiper Indonesia untuk meniti karier di liga yang dikenal kompetitif di kawasan Asia.

Selama ini, sejak 1999, klub-klub Korea Selatan hanya diizinkan merekrut pemain asing non-kiper. Tujuannya kala itu adalah untuk memaksimalkan potensi penjaga gawang lokal.

Namun kenyataannya, kebijakan tersebut justru menciptakan ketimpangan, minim persaingan sehat, dan stagnasi di posisi penjaga gawang.

Mulai musim 2026, kebijakan itu resmi dihapus. Klub-klub K-League 1 dan K-League 2 kini diperbolehkan mendatangkan kiper asing.

Langkah ini diyakini dapat meningkatkan kualitas kompetisi dan memicu kemajuan penjaga gawang lokal melalui kompetisi yang lebih ketat.

Kebijakan ini juga menjadi bagian dari tren global di mana liga-liga Asia mulai terbuka terhadap talenta asing untuk mendongkrak kualitas permainan. Bagi Indonesia, ini merupakan sinyal positif.

Dua nama sudah lebih dulu mencicipi atmosfer sepak bola Korea Selatan: Asnawi Mangkualam yang pernah bermain untuk Ansan Greeners dan Jeonnam Dragons, serta Pratama Arhan yang memperkuat FC Suwon. Keduanya tampil di posisi pemain outfield, bukan penjaga gawang.

Kini, peluang serupa terbuka lebar untuk kiper-kiper Indonesia. Salah satu yang paling disorot adalah Emil Audero Mulyadi, penjaga gawang berdarah Indonesia yang kini bermain di Como 1907.

Baca Juga: Bek Menumpuk, 5 Bek Tangguh yang Jadi Pesaing Jay Idzes Jika Putuskan Gabung Lecce

Emil dikabarkan tidak menjadi pilihan utama di klubnya musim depan, membuat spekulasi soal masa depannya mulai berkembang.

Jika Emil ingin mendapat menit bermain lebih dan eksposur yang lebih tinggi, berkarier di Korea Selatan bisa menjadi alternatif menarik.

Lingkungan kompetitif, fasilitas bertaraf internasional, dan atmosfer profesional di K-League sangat mendukung pengembangan kemampuan kiper.

Selain Emil, nama-nama seperti Ernando Ari, Nadeo Argawinata, hingga Cahya Supriadi juga punya peluang untuk menjajal tantangan baru di luar negeri.

Bermain di Korea Selatan bisa menjadi batu loncatan menuju level yang lebih tinggi dan memperkuat posisi mereka di tim nasional.

Apalagi, keberadaan eks pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong yang memahami ekosistem sepak bola Korea bisa menjadi faktor pendorong bagi pemain Indonesia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI