Pelanggaran yang menyebabkan denda ini umumnya berasal dari berbagai faktor, mulai dari perilaku suporter yang melanggar aturan, protes berlebihan terhadap wasit, keterlambatan kick-off, hingga pelanggaran administratif lainnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya disiplin dan profesionalisme di dalam maupun luar lapangan masih perlu ditingkatkan. Apalagi, PSSI lewat Komite Disiplin (Komdis) telah menunjukkan sikap tegas tanpa pandang bulu dalam menerapkan sanksi.
Total Rp6,83 miliar yang berhasil dikumpulkan Komdis PSSI dari 18 klub menjadi bukti bahwa Liga 1 masih menghadapi tantangan serius soal pembinaan mental dan kedisiplinan klub serta suporternya.
Dengan kompetisi Liga 1 2025/2026 akan segera bergulir Agustus mendatang, besar harapan agar klub-klub bisa lebih tertib dan profesional dalam menyikapi aturan yang berlaku.
Denda bukan hanya soal nominal uang, tapi juga menyangkut citra klub dan kepercayaan publik terhadap jalannya kompetisi.
Jika dikelola lebih disiplin, dana miliaran yang sebelumnya digunakan untuk membayar denda bisa dialihkan untuk pengembangan pemain muda, infrastruktur klub, atau peningkatan kualitas pertandingan.
Kini, tinggal bagaimana masing-masing klub mengambil pelajaran dari musim lalu agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di musim berikutnya.
Kontributor: Eko
Baca Juga: 3 Keuntungan Persija Jakarta usai Dilaporkan Sudah Deal Lisan dengan Jordi Amat