“Kita tidak usah munafik ya mas. Namanya orang kerja di sepak bola, kalau mereka telat gaji satu bulan saja, anak istrinya mau makan apa?,” tutur Agen Agung dikutip dari akun Instagram @kartelbola.
“Kehidupan harus tetap berjalan kan? Akhirnya mau nggak mau, dia harus main tarkam,” lanjut agen di tarkam itu.
Lebih lanjut, Agung secara blak-blakan menyebut jika para pemain profesional ini mendapat bayaran yang cukup fantastis.
Disebutkan, seorang pemain berlabel Liga 1 bisa mendapat bayaran hingga Rp5 juta untuk tampil di satu pertandingan saja.
“Kalau bermain Rp5 juta, 1 bulan ada 30 hari, 10 kali aja dia main, sudah Rp50 juta,” tambah Agung.
Tak hanya bayaran yang besar, bahkan para pemain pro itu bisa mendapatkan bayaran lainnya karena performanya di lapangan.
Salah satunya via saweran bernilai masif dari para penonton yang hadir menonton aksi mereka di turnamen tarkam.
Saweran dari Penonton
Sawer atau saweran umumnya dikenal masyarakat Indonesia dilakukan di acara-acara musik, terutama dangdutan.
Baca Juga: Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
Biasanya, penonton akan memberikan uang kepada pengisi acara karena dianggap telah menghibur dengan performa yang ditampilkan.
Aksi sawer ini kini pun mulai dirasakan para pemain tarkam, terutama para pemain profesional yang punya kemampuan di atas rata-rata.
Sebagai contoh ada Herman Dzumafo. Striker kenamaan dari era Liga Super Indonesia ini pernah mendapat saweran dari penonton karena aksinya di lapangan.
Terlihat dalam video unggahan @goodtime.sports di Instagram, penyerang kelahiran Kamerun itu mendapat saweran uang yang kemudian dimasukkan ke kaus kakinya.
Tak hanya Herman Dzumafo, ada pula pemain asal Mali bernama Seydou Diakite yang rekam jejaknya di Indonesia tergolong biasa-biasa saja.
Diakite yang tercatat hanya pernah bermain di Badak Lampung ini, kerap mendapat saweran ratusan ribu rupiah dari penonton karena penampilan apiknya di lapangan.