Suara.com - Timnas Indonesia U-23 harus ekstra waspada dalam mengarungi Piala AFF U-23 2025 yang digelar di rumah sendiri.
Pasalnya, format baru turnamen kali ini menghadirkan sebuah aturan yang berpotensi menjadi "jebakan Batman" dan bisa merugikan langkah skuad Garuda Muda untuk lolos ke babak semifinal.
Turnamen yang akan dihelat di Indonesia pada 15 hingga 29 Juli ini diikuti oleh 10 negara yang terbagi ke dalam tiga grup.
Timnas Indonesia U-23 tergabung di Grup A bersama Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam. Grup ini menjadi satu-satunya grup yang dihuni oleh empat tim, sementara Grup B dan C masing-masing hanya berisi tiga tim.
Inilah letak "jebakan Batman" yang wajib diwaspadai oleh tim asuhan Gerald Vanenburg.
Sesuai regulasi, hanya tiga juara grup dan satu runner-up terbaik yang berhak melaju ke semifinal.
![Para pemain Timnas Indonesia U-23 tengah menjalani pemusatan latihan di Jakarta jelang tampil di Piala AFF U-23 2025. [Dok. KitaGaruda]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/14/85571-para-pemain-timnas-indonesia-u-23.jpg)
Namun, ada aturan khusus dalam penentuan runner-up terbaik yang secara spesifik berdampak pada tim-tim di Grup A.
Aturan tersebut menyatakan bahwa hasil pertandingan melawan tim peringkat terbawah (juru kunci) Grup A tidak akan dihitung dalam penentuan klasemen runner-up terbaik.
Kebijakan ini diambil agar jumlah pertandingan yang dihitung untuk semua calon runner-up terbaik dari setiap grup menjadi setara, yakni sama-sama dua pertandingan.
Baca Juga: Menguak Sosok Termuda di Timnas Indonesia U-23 untuk Piala AFF U-23 2025
Bagi Timnas Indonesia U-23, aturan ini sangat krusial. Jika skuad Garuda Muda hanya mampu finis sebagai runner-up Grup A, maka perjuangan mereka akan menjadi sangat berat.
Kemenangan, sekalipun dengan skor besar, atas tim yang diprediksi menjadi juru kunci (kemungkinan besar Brunei Darussalam) akan menjadi sia-sia dalam perhitungan poin dan selisih gol untuk memperebutkan tiket runner-up terbaik.
Artinya, nasib Timnas Indonesia U-23 jika finis di posisi kedua akan sepenuhnya bergantung pada hasil dua pertandingan lainnya, yakni melawan Malaysia dan Filipina.
Situasi ini jelas meningkatkan tekanan secara signifikan, karena margin kesalahan menjadi sangat kecil.
Satu-satunya jalan aman bagi skuad Garuda Muda adalah dengan menyapu bersih semua laga dan keluar sebagai juara grup.
Dengan menjadi juara grup, mereka akan lolos secara otomatis ke semifinal tanpa perlu pusing memikirkan perhitungan poin dan selisih gol dengan runner-up dari grup lain.