Belajar dari Ezra Walian Cs, Rafael Struick dan Jens Raven akan Sulit Kembali ke Eropa

Arief Apriadi Suara.Com
Selasa, 15 Juli 2025 | 21:35 WIB
Belajar dari Ezra Walian Cs, Rafael Struick dan Jens Raven akan Sulit Kembali ke Eropa
Belajar dari Ezra Walian Cs, Rafael Struick dan Jens Raven akan Sulit Kembali ke Eropa. (Kolase IG Bali United dan Rafael Struick)

Suara.com - Dua pemain muda keturunan Indonesia-Belanda, Rafael Struick dan Jens Raven, membuat keputusan besar dengan memilih melanjutkan karier di Liga 1 Indonesia di usia yang masih sangat muda.

Jens Raven telah resmi bergabung dengan Bali United untuk musim 2025/2026, sementara Rafael Struick tinggal selangkah lagi menuju Dewa United.

Keputusan keduanya langsung menimbulkan perdebatan karena banyak pihak menilai langkah itu bisa menghambat perkembangan karier mereka di Eropa.

Fenomena pemain diaspora yang meninggalkan Eropa untuk bermain di Indonesia sebenarnya bukan hal baru dalam sepak bola nasional.

Irfan Bachdim (Instagram/@ibachdim)
Irfan Bachdim (Instagram/@ibachdim)

Salah satu contoh paling dikenal adalah Irfan Bachdim yang pada 2010 memutuskan hijrah ke Indonesia dan memperkuat Persema Malang saat usianya baru 22 tahun.

Padahal sebelumnya Irfan sempat mencicipi atmosfer Eredivisie bersama Haarlem dan merupakan bagian dari akademi FC Utrecht.

Meski sempat kembali merantau ke Asia dengan bermain di Thailand dan Jepang, Irfan tak pernah lagi menyentuh level kompetitif Eropa.

Cerita serupa juga dialami Ezra Walian, eks pemain timnas junior Belanda yang pernah membela Almere City dan RKC Waalwijk.

Ezra akhirnya menjadi WNI dan hijrah ke PSM Makassar pada 2019 ketika masih berusia 21 tahun.

Baca Juga: Deretan Pemain Keturunan Patut Ditunggu di Piala AFF U-23 2025, Timnas Indonesia Sumbang Tiga

Ezra Walian saat bela klub barunya, Persik Kediri dalam BRI Liga 1 2024/2025 (ligaindonesiabaru.com)
Ezra Walian saat bela klub barunya, Persik Kediri dalam BRI Liga 1 2024/2025 (ligaindonesiabaru.com)

Setelah itu, Ezra berkarier di Persib Bandung dan kini membela Persik Kediri, tanpa pernah kembali bermain di Eropa.

Jejak yang ditempuh Irfan dan Ezra menjadi pelajaran penting bagi Struick dan Raven jika mereka benar-benar ingin menjaga peluang kembali ke Eropa.

Bermain di Indonesia memang menjanjikan stabilitas dan peluang reguler, tapi eksposur serta kompetisi yang lebih tinggi jelas masih berada di benua biru.

Apalagi klub-klub Eropa sering menilai kualitas kompetisi domestik dalam mempertimbangkan transfer pemain.

Jika performa tidak benar-benar mencolok, peluang kembali menembus Eropa bisa makin kecil dari waktu ke waktu.

Meski begitu, keputusan kembali ke Indonesia bisa dimaklumi jika mereka memiliki target jangka pendek membela Timnas dan butuh waktu bermain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI