Suara.com - Fenomena sound horeg tengah jadi sorotan di tengah masyarakat. Ada pro, namun tak sedikit yang kontra dengan sound horeg.
Usaha sound horeg diminati oleh banyak kalangan utamanya di daerah Jawa Timur dan sekitarnya.
Menariknya, salah satu eks penyerang andalan Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong, Dedik Setiawan ternyata ikut menggeluti usaha satu ini.
Dalam sebuah video yang diunggah kanal YouTube Sound System Malang, Dedik terlihat memantau langsung proses pengecekan sound system dari atas truk.

Dengan mengenakan kaus hitam dan celana pendek, striker Arema FC ini tampak serius memperhatikan kru teknis yang sedang mengatur peralatan audio.
Keterangan video tersebut menyebut, “Dipantau langsung Dedik Setiawan Arema loading cek sound Dhea Audio.”
Bukan cuma itu, kanal YouTube Ali ID juga mengunggah momen peluncuran sound system baru pada bulan lalu, yang disebut-sebut sebagai milik Dedik Setiawan.
Dalam video berjudul “Ampuh, launching sound baru milik striker timnas ‘Dedik Setiawan’. Cek sound perdana diserbu warga,” terlihat antusiasme masyarakat menyambut perangkat audio baru tersebut.
Dedik Setiawan tampaknya serius menjalankan bisnis ini, yang kini menjadi salah satu tren hiburan di Jawa Timur.
Baca Juga: 4 Pemain Vietnam yang Wajib Diwaspadai Timnas Indonesia U-23 di Final Malam Ini
Lantas siapa dan seperti apa rekam jejak Dedik Setiawan?
Dedik Setiawan, nama yang tak asing bagi pecinta sepak bola Indonesia, telah menorehkan perjalanan karier yang mengesankan baik di level klub maupun tim nasional.
Pemain kelahiran Malang, 27 Juni 1994, ini dikenal sebagai penyerang tajam yang loyal bersama Arema FC dan pernah menjadi andalan pelatih Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.
Kiprah Dedik Setiawan di Level Klub: Loyalitas untuk Singo Edan
Dedik Setiawan menghabiskan sebagian besar karier profesionalnya bersama Arema FC, klub kebanggaan kota Malang yang dikenal dengan julukan Singo Edan.
Memulai karier seniornya pada 2015, Dedik bergabung dengan Arema FC di Liga Indonesia dan langsung menunjukkan potensinya sebagai penyerang lokal yang menjanjikan.
Dengan tinggi 177 cm, Dedik memiliki keunggulan dalam duel udara, kecepatan, dan insting mencetak gol yang tajam, membuatnya menjadi salah satu pemain kunci Arema.
Musim 2017 menjadi titik balik karier Dedik di Arema FC. Ia mencatatkan 14 gol di Liga 1, menjadikannya salah satu top skor lokal dan membantu Arema finis di posisi sembilan klasemen.
Performa apiknya berlanjut di musim-musim berikutnya, dengan kontribusi gol dan assist yang konsisten.
Hingga musim 2025/2026, Dedik masih terdaftar sebagai pemain Arema FC, meskipun ia sempat absen karena cedera ringan pada musim sebelumnya.
Dedik telah mencatatkan lebih dari 200 penampilan untuk Arema dengan torehan sekitar 60 gol di semua kompetisi, angka yang menegaskan statusnya sebagai ikon klub.
![Striker Timnas Indonesia, Dedik Setiawan (kiri) tampil di final Piala AFF 2020. [ANTARA FOTO/Flona Hakim]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/01/02/26101-dedik-setiawan-timnas-indonesia.jpg)
Perjalanan di Timnas Indonesia: Andalan Shin Tae-yong
Di level internasional, Dedik Setiawan mencatatkan debutnya bersama Timnas Indonesia senior pada 2017 di bawah pelatih Luis Milla.
Hingga Juli 2025, Dedik telah mengoleksi 15 caps bersama Garuda, dengan delapan di antaranya diraih saat dilatih Shin Tae-yong.
Meski belum mencetak gol di level internasional, peran Dedik sebagai penyerang pelapis kerap membantu tim dalam menekan pertahanan lawan.
Puncak karier Dedik di Timnas Indonesia terjadi pada ajang Piala AFF 2020 (digelar 2021 karena pandemi). Ia tampil dalam beberapa laga, termasuk di babak penyisihan grup melawan Vietnam dan Malaysia.
Shin Tae-yong mengapresiasi dedikasi Dedik, terutama dalam situasi permainan fisik melawan tim-tim kuat ASEAN.
Namun, cedera dan persaingan ketat dengan penyerang lain seperti Dimas Drajad dan Ragnar Oratmangoen membuat Dedik kurang sering dipanggil ke Timnas dalam dua tahun terakhir.
Meski begitu, pengalamannya di level internasional tetap menjadikannya aset berharga, terutama karena pemahamannya terhadap gaya permainan pelatih asal Korea Selatan tersebut.