Suara.com - Bintang Liverpool, Mohamed Salah melontarkan kritik keras kepada badan sepak bola Eropa (UEFA).
Pemicunya adalah unggahan duka cita yang dibuat UEFA untuk menghormati mendiang pesepak bola legendaris Palestina, Suleiman Al-Obaid, yang dianggap tidak menyebutkan detail penting mengenai kematiannya.
Menurut keterangan resmi dari Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA), Suleiman Al-Obaid tewas pada hari Rabu (6/8/2025) di Gaza Selatan.
Kematiannya terjadi ketika pasukan Israel melancarkan serangan terhadap warga sipil yang sedang mengantre untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Menanggapi tragedi tersebut, UEFA melalui akun media sosial X pada hari Jumat mengunggah sebuah pesan penghormatan.
“Selamat jalan Suleiman Al-Obaid, ‘Pele Palestina’. Seorang talenta yang memberi harapan kepada banyak anak, bahkan di masa tergelap sekalipun,” cuitnya.
Unggahan yang terkesan ambigu tersebut memancing reaksi dari Mo Salah.
Pemain asal Mesit itu membalas unggahan UEFA dengan sebuah pertanyaan sarkastis yang menuntut kejelasan.
“Bisakah Anda memberi tahu kami bagaimana ia meninggal, di mana, dan mengapa?” tulis Salah.
Baca Juga: Pemain Timnas Indonesia Rayakan Kepindahan Jay Idzes ke Sassuolo
Sikap kritis Mo Salah ini bukanlah yang pertama kali.
Ia dikenal sebagai salah satu figur publik yang secara konsisten menunjukkan simpatinya terhadap penderitaan warga Gaza sejak konflik memanas.
Dua tahun sebelumnya, Salah tercatat memberikan donasi kepada Palang Merah Mesir untuk mendukung penyaluran bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Adapun Suleiman Al-Obaid sendiri merupakan sosok ikonik di dunia sepak bola Palestina.
Ia menjadi andalan tim nasional Palestina sejak melakukan debutnya pada tahun 2007.
PFA mencatat bahwa Al-Obaid telah mengantongi 24 penampilan internasional dan menyumbangkan dua gol, dengan salah satu golnya ke gawang Timnas Indonesia.
“Sepanjang kariernya, Al-Obaid mencetak lebih dari 100 gol, menjadikannya salah satu bintang terang sepak bola Palestina,” demikian pernyataan PFA.
Ia mendapatkan julukan “Pele Palestina” sebagai bentuk penghormatan atas bakatnya yang disandingkan dengan legenda sepak bola Brasil.
Kepergian Al-Obaid menambah daftar panjang atlet yang menjadi korban jiwa di Gaza sejak perang dimulai.
Laporan PFA menyebutkan setidaknya 662 atlet beserta keluarga mereka telah tewas.
Dari angka tersebut, 421 di antaranya adalah pesepak bola, termasuk 103 anak-anak, yang terbunuh dalam serangan atau meninggal dunia akibat kelaparan.