Isyarat Dirtek Baru PSSI, Timnas Indonesia Lupakan Total Football dan Tiki-Taka

Arief Apriadi Suara.Com
Selasa, 26 Agustus 2025 | 13:52 WIB
Isyarat Dirtek Baru PSSI, Timnas Indonesia Lupakan Total Football dan Tiki-Taka
Isyarat Dirtek Baru PSSI, Timnas Indonesia Lupakan Total Football dan Tiki-Taka. (pssi.org)
Kesimpulan
  • Identitas Lokal adalah Kunci: Alexander Zwiers menegaskan bahwa filosofi sepak bola Indonesia harus digali dari identitas lokal, bukan meniru gaya bermain negara lain.
  • Proses Kolaboratif: Perumusan filosofi ini akan melibatkan dialog intensif dengan semua pemangku kepentingan, termasuk klub, pelatih lokal, dan para ahli.
  • Panduan, Bukan Dikte: Filosofi nasional akan berfungsi sebagai panduan dan standar kualitas, namun SSB dan akademi tetap memiliki kebebasan untuk mengembangkan identitas unik mereka sendiri.

Suara.com - Di tengah lautan ekspektasi dan dahaga akan prestasi, Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers, datang membawa sebuah gagasan radikal yang mungkin akan mengubah arah peta jalan sepak bola nasional.

Sosok yang baru diresmikan PSSI itu menegaskan, fondasi utama dari semua program yang akan dibangun bukanlah meniru gaya bermain negara lain.

Filosofi sepak bola harus digali dan dirumuskan dari rahim sepak bola Indonesia itu sendiri.

Pernyataan ini menjadi gebrakan pertama dari pria asal Belanda yang memiliki ikatan batin kuat dengan Tanah Air.

Baginya, menyalin cetak biru dari Belanda, Jerman, atau negara manapun tidak akan berhasil karena perbedaan budaya, mentalitas, dan ekspektasi.

Alexander Zwiers (PSSI)
Alexander Zwiers (PSSI)

Kunci kesuksesan, menurut Zwiers, terletak pada penemuan identitas asli.

"Filosofi sepak bola saya tidak penting," kata Alexander Zwiers dalam wawancara perdananya, dikutip dari YouTube PSSI TV, Senin (26/8/2025).

"Filosofi sepak bola harus datang dari Indonesia. Jadi apa identitasnya? Apa yang mewakili Indonesia dalam konteksnya sendiri?" tanyanya retoris.

Ini bukan sekadar slogan kosong. Zwiers langsung membeberkan langkah konkretnya.

Baca Juga: Jelang Naturalisasi, Miliano Jonathans Bawa FC Utrecht Menang Telak di Eredivisie

Ia, bersama "segitiga teknis" PSSI yang juga melibatkan Jordi Cruyff dan Patrick Kluivert, akan duduk bersama dengan seluruh pemangku kepentingan—mulai dari klub, pelatih lokal, hingga para tutor—untuk memulai sebuah dialog nasional.

"Kami harus duduk bersama untuk mendefinisikannya. Ini adalah sebuah proses yang harus dikembangkan," tegasnya.

Visi ini lahir dari pengalamannya selama 23 tahun berkelana di delapan negara berbeda.

Kisah suksesnya saat menjabat sebagai Direktur Teknik di Yordania menjadi bukti nyata.

Di sana, ia tidak memaksakan gaya Eropa, melainkan membangun sistem berkelanjutan yang berakar pada potensi lokal.

"Ini bukan saya, ini kami. Ini orang-orang lokal, organisasinya, sistemnya sendiri yang membangun warisan lokal yang berkelanjutan," kenangnya.

Dalam konteks pembinaan, filosofi ini akan menjadi ruh dari kurikulum dan standar latihan di seluruh SSB dan akademi. Namun, Zwiers meluruskan bahwa PSSI tidak akan menjadi diktator.

"Kami tidak di sini untuk memberi tahu akademi apa yang harus dilakukan. Klub-klub, mereka semua punya identitas unik. Peran kami adalah memfasilitasi dan mendukung mereka," jelasnya.

PSSI, di bawah arahannya, akan merancang sebuah filosofi nasional yang menyeluruh sebagai panduan.

Tujuannya adalah untuk "menutup kesenjangan", memastikan para pemain yang dipanggil ke tim nasional memiliki pemahaman dasar yang sama, yang kemudian dapat melanjutkan perkembangannya di klub.

Proses ini, diakuinya, tidak akan instan. Ia sadar betul tantangan geografis Indonesia yang begitu luas.

"Harus realistis, dilakukan bertahap, langkah demi langkah. Memberi kesempatan semua orang bermain, baru kemudian bisa diidentifikasi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?