- Carlos Eduardo ternyata pemegang sabuk coklat Brazilian Jiu Jitsu.
- Komunikasi lintas bahasa jadi kunci solidnya lini belakang Persija.
- Pertahanan kokoh Persija lahir dari kerja sama semua pemain, bukan hanya lini belakang.
Suara.com - Kiper Persija Jakarta, Carlos Eduardo, punya rahasia menarik di luar lapangan hijau.
Di balik refleks tangguhnya di bawah mistar, pria asal Brasil itu ternyata seorang pemegang sabuk coklat Brazilian Jiu Jitsu (BJJ).
Edu—sapaan akrabnya—bahkan meluruskan informasi yang sempat beredar soal statusnya di BJJ.
“Saya sudah brown belt (sabuk coklat, setingkat lebih tinggi dari sabuk biru), ya saya ada latihan nanti tidak latihan, kalau ada waktu saya latihan,” ujar Edu di Persija Training Ground, Depok, sebagaimana dikutip dari Antara.
"Tapi saya lebih fokus ke Persija di lapangan. Saat sedang tidak latihan (sepak bola) dan bekerja, saya coba lakukan itu."
![Kiper Persija Jakarta, Carlos Eduardo. [Dok. Persija]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/23/44487-kiper-persija-jakarta-carlos-eduardo.jpg)
Tak hanya piawai menjaga gawang, Edu juga mulai fasih berbicara dalam beberapa bahasa.
Menurutnya, komunikasi yang baik dengan lini pertahanan Persija jadi kunci kokohnya barisan belakang.
“Saya pakai bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Portugis. Jadi kami membuat target sendiri, bahwa kami harus bisa berkomunikasi,” kata kiper yang baru pertama kali bermain di luar Brasil itu.
"Dengan Jordi (Amat), (Rizky) Ridho, kami membuat satu bahasa dan kami sudah mengerti bagaimana komunikasinya. Untuk bisa lebih baik komunikasi dan semua bisa saling mengerti."
Baca Juga: Innalillahi Oyong Liza, Legenda Timnas Indonesia Meninggal Dunia
Sejak dimulainya BRI Super League 2025/2026, Persija baru kebobolan dua kali.
Edu menegaskan, rapatnya pertahanan Macan Kemayoran bukan hanya soal perannya di bawah mistar, tapi hasil kerja sama seluruh pemain.
“Semua berjalan dengan baik seperti rencana. Jadi kami memberikan sistem pertahanan, barisan di pertahanan itu, tapi kami tidak mungkin bertahan dengan hanya pemain belakang, semua pemain, termasuk yang di tengah dan di depan," kata Edu.
"Jadi pertahanan kami dimulai dari para pemain penyerang, di mana kami harus berlari dan bekerja sama, dan kami selalu siap di bagian paling belakang pertahanan untuk respon dengan apa yang dilakukan pemain lain di lapangan,” jelasnya.
Persija kini memuncaki klasemen sementara dengan 10 poin dari empat laga. Berikutnya, Macan Kemayoran akan menjamu Bali United di Jakarta International Stadium (JIS), Minggu (13/9).