Football Institute Kuliti Prestasi STY, Gerald Vanenburg, dan Patrick Kluivert, Mana yang Terbaik?

Jum'at, 12 September 2025 | 14:15 WIB
Football Institute Kuliti Prestasi STY, Gerald Vanenburg, dan Patrick Kluivert, Mana yang Terbaik?
Gerald Vanenburg
Baca 10 detik
  • Perbandingan pelatih timnas Indonesia sebaiknya mempertimbangkan waktu dan konteks.
  • Statistik pelatih tidak selalu mencerminkan keberhasilan tanpa konteks persiapan tim.
  • Keberhasilan Patrick Kluivert di kualifikasi Piala Dunia 2026 patut diapresiasi.

Suara.com - Kegagalan Pelatih Timnas Indonesia U-23 Gerald Vanenburg meloloskan tim ke Piala Asia U-23 2026 membuat pecinta sepak bola Tanah Air membandingkannya dengan juru taktik sebelumnya.

Shin Tae-yong yang menukangi tim Merah Putih sebelum Vanenburg terbilang sukses meloloskan Timnas Indonesia U-23 ke Piala Asia U-23 2024.

Bahkan, saat di putaran final, STY bisa membuat Timnas Indonesia U-23 melangkahkan kaki hingga semifinal. Catatan yang sangat langka bagi tim Merah Putih.

Bukan cuma antara STY dan Vanenburg, Pelatih Timnas Indonesia senior Patrick Kluivert juga dibandingkan. Maklum, Shin Tae-yong kala itu juga menukangi tim senior.

Beragam infografis bermunculan di sosial media, menyoroti statistik pertandingan di era Vanenburg mulai dari jumlah kemenangan, total gol, hingga bagaimana skema gol tercipta.

Melalui pendekatan yang lebih menyeluruh dan berbasis data, Football Institute mencoba menyajikan perbandingan objektif antara Shin Tae-yong dan Gerard Vanenburg di level U-23, kemudian dengan Patrick Kluivert di level timnas senior.

Sejak 2021, Shin Tae-yong tercatat memimpin 21 pertandingan Timnas U-23. Ia meraih 11 kemenangan dan mengalami 10 kekalahan tanpa hasil imbang. Dari seluruh pertandingan itu, timnya mencetak 57 gol dan kebobolan 42 kali.

Di tahun pertamanya, pelatih asal Korea Selatan itu meraih dua kemenangan dari empat laga atau 50 persen kemenangan, namun juga mencatat dua kekalahan.

Di ajang AFF U-23 perdananya, ia finis di posisi tiga setelah menang melalui adu penalti melawan Malaysia. Namun, langkahnya di kualifikasi Piala Asia U-23 pertama kali harus terhenti setelah takluk dari Australia.

Baca Juga: Gagal diKualifikasi AFC U-23, Gerald Vanenburg Terlalu Paksakan Standarnya di Timnas Indonesia

Sementara itu, Gerard Vanenburg baru mulai menangani Timnas U-23 sejak Juli 2025. Debutnya cukup menjanjikan, saat membawa Garuda Muda menang telak 8-0 atas Brunei Darussalam di laga pembuka AFF U-23 2025.

Secara keseluruhan, Vanenburg telah memimpin delapan pertandingan, dengan hasil empat kemenangan (satu di antaranya melalui adu penalti), dua hasil imbang, dan dua kekalahan. Dalam periode itu, timnya mencetak 22 gol dan hanya kebobolan sembilan kali.

Secara statistik, pada tahun pertamanya, Vanenburg mencatatkan persentase kemenangan yang sama dengan STY di tahun pertamanya yakni 50 persen. Namun, ia unggul dalam hal jumlah laga (delapan berbanding empat), serta mencatat dua hasil imbang yang menunjukkan peningkatan stabilitas permainan.

Sama halnya dengan STY, Vanenburg juga gagal membawa timnya lolos ke Piala Asia U-23.

Namun, penting untuk mencatat konteks yang melatarbelakangi statistik ini. Di masa kepelatihan STY, tim mendapat kesempatan training camp di Tajikistan, sebuah periode penting untuk pembentukan karakter tim dan penyatuan strategi.

Sementara itu, Vanenburg menjalankan tugasnya tanpa kemewahan tersebut. Perbandingan juga merambah ke level timnas senior.

Shin Tae-yong memimpin timnas senior selama hampir empat tahun sejak 2021. Dari 60 pertandingan, ia membawa tim meraih 26 kemenangan, 14 hasil imbang, dan 20 kekalahan.

Di tahun pertamanya, dari 15 laga, STY mengemas 46,7 persen kemenangan, 20 persen imbang, dan 33 persen kalah. Prestasi terbaiknya saat itu adalah menjadi runner-up di AFF 2022 setelah dikalahkan Thailand di final, serta dua kemenangan penting di Kualifikasi Piala Asia.

Sementara kesempatan pertama STY di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Skuad Garuda saat itu sudah sempat babak belur di Grup G selama berada di bawah arahan Simon McMenemy.

Simon McMenemy pun dipecat dan digantikan STY. Hasilnya imbang satu kali dan dua kali kalah. Timnas Indonesia harus tersingkir dari kualifikasi Piala Dunia 2026.

Sementara itu, Patrick Kluivert yang baru ditunjuk sebagai pelatih timnas pada Januari 2025, langsung dihadapkan dengan tantangan besar di sisa laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 menggantikan STY.

Meski berat, ia membawa Indonesia lolos ke ronde keempat dengan dua kemenangan atas China dan Bahrain, dan dua kekalahan dari Jepang dan Australia.

Founder Football Institute, Budi Setiawan, mengatakan  dari data tersebut, secara prestasi baik STY, Patrick Kluivert dan Gerard Vanenburg di tahun pertamanya tidak berbeda.

"Namun jika bicara tekanan mental dan supporter, Patrick Kluivert harus menghadapi tekanan lolos Round 4 Kualifikasi Piala Dunia dan Gerard Vanenburg berada dalam tekanan lolos ke Piala Asia U23 dan Olimpiade 2028," kata Budi dalam keterangannya.

Menurut Budi, keberhasilan pelatih butuh waktu dan proses. STY, misalnya, baru membawa Timnas U-23 lolos ke Piala Asia pada tahun keempat.

"Sementara Patrick Kluivert justru berhasil membawa Indonesia lolos ke Round 4 setelah tiga bulan ditunjuk sebagai pelatih timnas senior," jelasnya.

Sementara untuk Vanenburg dan STY sama-sama gagal membawa timnas U-23 ke Putaran Final Piala Asia di tahun pertamanya.  

"Sehingga tidak tepat jika dibandingkan dengan skuad timnas U-23 di bawah Vanenburg yang masih dalam hitungan bulan dan minggu dalam persiapan timnas U23," jelasnya.

"Kredit tinggi layak disematkan kepada Patrick Kluivert karena berhasil membawa Indonesia lolos ke Round 4 Kualifikasi Piala Dunia dengan lawan yang secara kualitas dan ranking berada di atas Indonesia tanpa mendapat kesempatan TC," pungkasnya.

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI