“Saya segera mendengar teriakan: Donny, Donny,” ungkapnya dalam wawancara dengan VoetbalPrimeur.
Meski terkesan dengan sambutan itu, tantangan yang ia hadapi cukup nyata: cuaca panas lembap, lapangan lebih berat, hingga tempo permainan berbeda dengan Eropa.
Beruntung ia tak sendirian, ada Van Gastel di kursi pelatih dan kompatriotnya, Anton Fase, yang membuat adaptasi lebih ringan.
Keluarganya pun mendukung. Orang tua Donny sempat tinggal di Yogyakarta saat awal kepindahan dan berencana kembali lagi pada Oktober.
Namun, cedera yang menimpanya kini bisa jadi ujian besar apakah perjalanan kariernya di Asia akan berlanjut atau justru terhenti lebih cepat.
Masa Depan Masih Terbuka
Warmerdam hanya mengikat kontrak setahun dengan PSIM. Keputusan itu diambil agar ia tetap fleksibel: bisa melanjutkan petualangan di Asia jika sukses, atau kembali ke Eropa bila ada kesempatan lebih baik.
Sebagai mantan pemain timnas Belanda junior, ekspektasi untuk kembali ke panggung Eropa tetap terbuka.
Namun untuk saat ini, Laskar Mataram harus bersiap menghadapi kompetisi tanpa kontribusi sang gelandang Belanda yang digadang-gadang bakal jadi andalan.
Baca Juga: Pelatih Brasil Kasihan dengan Rizky Ridho, Kualitas Eropa Main di Liga Indonesia