FIFA Hukum FAM, Legenda Malaysia: Aib Besar untuk Sepak Bola Negeri Jiran!

Arief Apriadi Suara.Com
Rabu, 01 Oktober 2025 | 14:35 WIB
FIFA Hukum FAM, Legenda Malaysia: Aib Besar untuk Sepak Bola Negeri Jiran!
Para pemain Timnas Malaysia berselebrasi (dok. FAM)
Baca 10 detik
  • FIFA denda FAM Rp1,8 miliar dan larang tujuh pemain tampil 12 bulan.
  • Legenda M. Karathu menyebut kasus ini memalukan sekaligus aib besar.
  • Karathu desak FAM fokus pembinaan pemain lokal, bukan naturalisasi instan.

Suara.com - FIFA menjatuhkan sanksi berat kepada Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM).

Federasi sepak bola dunia itu mendenda FAM sebesar 350.000 franc Swiss (sekitar Rp1,8 miliar) dan menjatuhkan larangan bermain selama 12 bulan kepada tujuh pemain akibat dugaan pelanggaran dalam dokumen naturalisasi.

Kondisi Negeri Jiran itu membuat legenda sepak bola Malaysia, M. Karathu geram dan buka suara.

Mantan pelatih Perak dan Kelantan itu menyebut skandal itu bisa jadi aib buat Malaysia.

“Jika benar terjadi kecurangan dalam proses pendaftaran pemain, ini bukan hanya memalukan, tapi juga aib besar bagi sepak bola Malaysia,” tegas Karathu dikutip dari Thestar.my

Karathu menilai kasus ini menimbulkan pertanyaan besar terkait mekanisme perekrutan pemain keturunan.

Ia mempertanyakan mengapa sebagian besar dari mereka baru memilih membela Malaysia di usia 28 atau 29 tahun.

“Kita harus tahu bagaimana proses ini dilakukan. Apakah melalui agen? Mengapa baru di usia hampir 30 tahun mereka memutuskan bermain untuk Malaysia?” ujarnya.

Dengan pengalaman lebih dari lima dekade di dunia sepak bola, Karathu menegaskan pentingnya transparansi.

Baca Juga: Tegas! Laman Transfermarkt Langsung Hapus 7 Pemain Bermasalah dari Skuat Timnas Malaysia

Menurutnya, FIFA tidak mungkin menjatuhkan sanksi tanpa bukti kuat.

“FAM pasti akan mengajukan banding, tapi tetap saja harus ada jawaban. Publik berhak tahu siapa yang bertanggung jawab dalam kasus ini,” tambahnya.

Lebih jauh, Karathu menilai skandal ini mencerminkan masalah struktural sepak bola Malaysia.

Ia menyoroti kurangnya pembinaan jangka panjang dan ketergantungan berlebihan pada pemain asing atau naturalisasi, yang justru menghambat perkembangan talenta lokal.

“Dulu, ketika Tunku Abdul Rahman menjadi Presiden AFC, kita punya Turnamen Merdeka yang membangun generasi pesepak bola Malaysia. Sekarang, stadion makin sepi dan liga kita lebih banyak mengandalkan pemain impor,” katanya.

Padahal, menurutnya, Malaysia memiliki banyak pemain muda berbakat yang hanya perlu diberi kesempatan serta didikan teknis yang tepat.

“Setiap pagi saya masih melihat anak-anak bermain bola dengan kemampuan luar biasa. Kalau mereka diberi dasar yang kuat—bagaimana pressing, kapan menyerang, kapan bertahan—kita bisa melahirkan bintang sendiri, seperti Spanyol melahirkan Lamine Yamal di usia sangat muda,” papar Karathu.

Karathu menekankan bahwa kasus ini harus menjadi titik balik bagi FAM.

Ia mendesak federasi untuk kembali fokus ke akar rumput dan pembangunan jangka panjang, bukan mencari jalan pintas lewat pemain naturalisasi.

“Malaysia butuh tim nasional yang bisa dipercaya, tim yang benar-benar lahir dari sistem pembinaan yang sehat. Inilah saatnya FAM bercermin dan membangun masa depan yang lebih baik,” tegasnya.

Kontributor: Adam Ali

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI