- FIFA mengungkap bukti kuat pemalsuan dokumen naturalisasi tujuh pemain Malaysia
- FAM membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai “kelalaian teknis,”
- Skandal ini memicu kemarahan publik dan tekanan politik di Malaysia
Suara.com - Skandal naturalisasi Malaysia memanas setelah induk sepak bola dunia, FIFA membongkar bukti valid terkait asal usul kakek dan nenek 7 pemain yang dinaturalisasi FAM.
Mantan Wakil Ketua Menteri Penang, P. Ramasamy, menuding FAM berusaha meremehkan temuan serius FIFA dengan menyebutnya hanya sebagai “kesalahan teknis.”
Komentar keras ini muncul setelah FIFA merilis laporan lengkap hasil investigasinya, yang menyebut bahwa dokumen kelahiran kakek-nenek tujuh pemain asing yang dinaturalisasi oleh FAM telah dipalsukan.
“Bagaimana mungkin denda dan sanksi berat dari FIFA bisa disebut sekadar kesalahan prosedural?” kata Ramasamy dilansir dari Free Malaysia Today.
“FIFA bukan lembaga biasa. Mereka tidak akan menuduh pemalsuan dokumen tanpa bukti yang sangat kuat,” tegasnya.
![FAM Melawan! Sebut FIFA Asal Tuduh, Pakai Hukum Ini sebagai Dalil [@ultrasmalaya07]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/07/72413-gedung-fam.jpg)
Tujuh pemain yang disanksi tersebut adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Garcés, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, João Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel.
FIFA menemukan bahwa dokumen yang diserahkan FAM menyebut kakek-nenek para pemain itu lahir di Melaka, Penang, Johor, dan Sarawak.
Namun hasil penelusuran resmi menunjukkan bahwa mereka sebenarnya lahir di Spanyol, Argentina, Brasil, dan Belanda.
Dalam laporan tersebut, FIFA menyatakan “sangat yakin” bahwa dokumen tersebut dipalsukan dengan sengaja untuk memenuhi syarat naturalisasi pemain.
Baca Juga: FAM Melawan! Sebut FIFA Asal Tuduh, Pakai Hukum Ini sebagai Dalil
Ramasamy, yang kini menjabat sebagai ketua organisasi Urimai, juga mempertanyakan proses verifikasi Kementerian Dalam Negeri Malaysia.
“Apakah FAM begitu terburu-buru menyerahkan dokumen hingga melewati tahapan verifikasi penting dengan Kementerian Dalam Negeri?” ujarnya.
Ia juga menuntut agar Menteri Dalam Negeri Saifuddin Nasution Ismail dan Menteri Pemuda dan Olahraga Hannah Yeoh turut dimintai pertanggungjawaban.
“Pejabat FAM dan dua menteri terkait tidak bisa lepas tangan. Mereka harus menjelaskan ke publik,” tegas Ramasamy.
FAM sebelumnya berdalih bahwa kesalahan tersebut disebabkan oleh “kelalaian teknis” salah satu stafnya.
Namun, FIFA menolak klaim itu, dan menyatakan bahwa hasil investigasi didasarkan pada perbandingan dokumen resmi yang diperoleh langsung dari registri luar negeri.