- Kegagalan membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 membuat PSSI memutuskan kerja sama dengan Kluivert
- Shin Tae-yong Sudah Mengetahui Berita Pemecatan Kluivert
- STY bereaksi kaget ketika diberitahu publik mengharapkan dirinya kembali menangani Timnas
Suara.com - Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) mengumumkan pemutusan kerja sama dengan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Kamis (16/10), setelah gagal membawa Skuad Garuda lolos ke Piala Dunia 2026.
Kluivert meninggalkan jabatannya hanya 12 bulan sejak ditunjuk sebagai pelatih kepala, setelah mimpi Indonesia tampil di panggung dunia untuk pertama kalinya sejak kemerdekaan dari Belanda pada 1949 kandas.
Kabar pemecatan Kluivert sudah sampai ke telinga eks pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Mantan penerjemah Timnas, Jeong Seok Seo alias Jeje dalam salah satu acara televisi mengatakan langsung menghubungi Shin Tae-yong.
Namun, pelatih asal Korea Selatan itu ternyata sudah mengetahui berita pemecatan Kluivert.
“Barusan saya lagi bikin podcast, langsung kabarin, Coach Shin sudah lihat kabar pemecatan Patrick Kluivert,” kata Jeje.

Menariknya dari perbincangan itu, Shin Tae-yong memberikan reaksi saat diberitahu Jeje bahwa ia diharapkan menggantikan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Reaksi STY pun mengejutkan, “Hah, ke Indonesia lagi?” kata Shin Tae-yong.
Sebelum resmi dipecat oleh PSSI pada hari ini, kinerja Kluivert sebagai pengganti Shin Tae-yong memang sangat buruk, terlebih saat ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kolumnis Valentijn Driessen dari media ternama Belanda, De Telegraaf, melontarkan kritik pedas terhadap Kluivert dan stafnya, menyebut mereka telah gagal total meski membawa misi besar untuk mengangkat prestasi sepak bola Indonesia ke level dunia.
Timnas Indonesia asuhan Kluivert mengalami dua kekalahan beruntun — melawan Arab Saudi dan Irak, yang membuat peluang lolos ke Piala Dunia 2026 resmi pupus.
Padahal, sejak menunjuk Kluivert sebagai pelatih kepala, federasi dan publik Indonesia menaruh harapan besar.
Apalagi ia datang dengan dukungan kuat dari beberapa figur sepak bola Belanda ternama, dari Alex Pastoor hingga anak legenda Belanda, Johan Cruijff, Jordy Cruijff.
Dalam kolomnya, Driessen menulis tanpa ampun.
“Meskipun Indonesia memiliki kontingen Belanda di semua lini staf dan tim, mereka tetap tersingkir oleh Irak — lawan yang secara kualitas jauh di bawah. Sebuah kegagalan besar.”