-
Simon Tahamata resmi diangkat PSSI menjadi Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia pada Mei 2025.
-
Menurut laporan media Belanda, Simon Tahamata sepertinya masih dipertahankan oleh PSSI di posisinya tersebut.
- Langkah merekrut Kluivert semula dipandang sebagai bagian dari strategi besar Indonesia membangun tim nasional yang kompetitif.
Suara.com - Ketidakmampuan Patrick Kluivert dan asistennya membuat mimpi Indonesia ke Piala Dunia 2026 kandas.
PSSI pun mengambil langkah pemecatan terhadap Patrick Kluivert dan stafnya mulai dari Alex Pastoor hingga Denny Landzaat.
Kluivert, yang ditunjuk sebagai pelatih pada Januari 2025 dengan ekspektasi tinggi, hanya mampu membawa Indonesia meraih tiga kemenangan dari delapan pertandingan.
Hasil tersebut dinilai jauh di bawah harapan publik dan federasi.
Langkah merekrut Kluivert semula dipandang sebagai bagian dari strategi besar Indonesia membangun tim nasional yang kompetitif.
Namun, pergantian pelatih di tengah periode kualifikasi, dari Shin Tae-yong ke Kluivert, justru dianggap banyak pihak sebagai langkah berisiko yang berujung pada hasil buruk.
"Penghentian kerja sama ini dilakukan atas dasar persetujuan kedua pihak, dengan mempertimbangkan dinamika internal dan arah strategis pembinaan tim nasional ke depan," tulis pernyataan resmi PSSI.
"Dengan berakhirnya kerja sama tersebut, Tim Kepelatihan tersebut tidak lagi menangani Timnas Indonesia di level senior, U23, maupun U20," sambung PSSI.
Menariknya usai pemecatan Kluivert dan para asistennya, salah satu media kenamaan Belanda, de Volkskrant menyoroti soal nasib Simon Tahamata.
Baca Juga: Batal Bela Timnas Indonesia, Klub Liga Inggris Selamatkan Karier Jairo Riedewald
Simon Tahamata resmi diangkat PSSI menjadi Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia pada Mei 2025.
Menurut laporan media Belanda, Simon Tahamata sepertinya masih dipertahankan oleh PSSI di posisinya tersebut.
"Program jangka panjang pembinaan pemain muda tetap berjalan," tulis media Belanda itu.
"Pelatih legendaris asal Belanda Simon Tahamata telah ditunjuk sebagai kepala pencari bakat dan pengembang akademi sepak bola nasional. Ia ditugaskan untuk menemukan talenta muda di berbagai daerah di Indonesia dan membangun sistem pembinaan yang lebih modern," ulas de Volkskrant.
Kontributor: Adam Ali