-
Jaden Montnor, penyerang kelahiran Amsterdam berdarah Medan, gagal dinaturalisasi Indonesia karena aturan FIFA hanya mengizinkan keturunan hingga kakek-nenek.
-
Kariernya melesat bersama Aris Limassol di Liga Siprus, mencatat 21 gol dan 11 assist dari 93 laga.
-
Kini Montnor menjadi andalan Timnas Suriname dan berpeluang membawa negaranya lolos ke Piala Dunia 2026.
Suara.com - Nama Jaden Montnor pernah begitu santer disebut sebagai calon mesin gol masa depan Timnas Indonesia.
Penampilannya yang gemilang di Liga Siprus membuatnya masuk dalam daftar target naturalisasi PSSI. Namun, sebuah aturan FIFA mengubur mimpi tersebut.
Meskipun gagal berseragam Merah Putih, karier penyerang keturunan Medan ini justru terus menanjak. Siapakah sebenarnya Jaden Montnor?
Profil Jaden Montnor
Lahir di Amsterdam, Belanda, pada 9 Agustus 2002, Jaden Montnor adalah seorang penyerang yang kini berusia 23 tahun.
Ia meniti karier sepak bolanya di sejumlah akademi ternama di Belanda, termasuk Zeeburgia Youth, FC Utrecht, dan AZ Alkmaar, sebelum akhirnya bergabung dengan Almere City U-21.
Pada tahun 2021, ia mengambil langkah berani dengan memulai petualangannya di luar negeri, bergabung dengan klub Austria, ST. Polten Juniors.
Hanya dalam waktu setengah musim, performa apiknya langsung membawanya promosi ke tim utama.
Puncak kariernya hingga saat ini terjadi pada tahun 2023, saat ia memutuskan hijrah ke Siprus untuk bergabung dengan klub papan atas, Aris Limassol.
Di sinilah namanya benar-benar meroket. Bersama Aris Limassol, Montnor tidak hanya menjadi andalan di kompetisi domestik, tetapi juga berhasil merasakan atmosfer kompetisi elite Eropa, mulai dari Kualifikasi Liga Champions hingga berlaga di fase grup Liga Europa.
Baca Juga: Gagal Bela Timnas Indonesia karena Aturan FIFA, Pemain Keturunan Medan di Ambang Lolos Piala Dunia
Hingga kini, ia telah membukukan 21 gol dan 11 assistdari 93 penampilan di semua kompetisi, sebuah catatan yang sangat impresif.
Jaden Montnor sempat menunjukkan antusiasmenya untuk membela Indonesia, negara asal buyutnya.
"Halo Indonesia," sapanya melalui media sosial.
Namun, harapannya kandas karena aturan regulasi FIFA karena pemain dengan keturunan dari buyut tidak bisa dinaturalisasi.
Tak patah arang, ia kemudian memilih untuk memperkuat Timnas Suriname. Keputusan ini ternyata sangat tepat.
Ia langsung menjadi andalan di lini depan, mengemas 3 gol dari 15 penampilan bersama Suriname.