- Salah satu di antaranya adalah Raul Gonzalez Blanco, ikon sejati Los Blancos dan simbol kejayaan Real Madrid di era modern.
- Ia adalah cerminan semangat Madridismo, kerja keras, kecerdikan, dan ketajaman tanpa kompromi.
- Puncak kejayaan Raul tiba pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an.
Salah satu momen paling diingat adalah golnya ke gawang Bayer Leverkusen di final 2002, hasil gerak cepat yang khas, memanfaatkan umpan Roberto Carlos untuk menembus pertahanan lawan.
Di masa penuh gejolak, ketika Florentino Perez meluncurkan proyek Galacticos dengan Zidane, Figo, Ronaldo, dan Beckham, Raul tetap menjadi jantung tim.
Ia bukan bintang hasil transfer mahal, tapi pilar asli Madrid yang memberi darah dan keringat di setiap laga.
Fernando Hierro, eks kapten Madrid, pernah berkata,
“Raul bukan 10 dari 10 dalam satu hal, tapi 8,5 dalam segala hal. Itulah yang membuatnya luar biasa.”
Raja Tanpa Mahkota, Legenda Tanpa Cela
Meski tak pernah meraih Ballon d’Or, Raul diakui sebagai salah satu striker paling konsisten di dunia.
Ia mencetak 323 gol dalam 741 laga untuk Real Madrid, rekor yang baru dipecahkan Cristiano Ronaldo bertahun-tahun kemudian.
Untuk Timnas Spanyol, Raul sempat menjadi top skor sepanjang masa dengan 44 gol.
Baca Juga: Liverpool Pesta Lima Gol di Jerman, Slot Puji Duet Ekitike-Isak Meskipun Ada Tumbal
Namun, karier internasionalnya sering dianggap kurang beruntung karena bertepatan dengan era sebelum kejayaan generasi emas La Roja.
Saat usia mulai menua, Raul memilih tantangan baru bersama Schalke 04 di Bundesliga.
Dalam dua musim, ia mencetak 40 gol dan membawa klub Jerman itu menembus semifinal Liga Champions.
Setelah itu, ia sempat merumput di Al Sadd (Qatar) dan New York Cosmos (AS) sebelum gantung sepatu.
Di Bernabeu, nama Raul tetap bergema, bukan hanya sebagai pencetak gol, tapi sebagai raja sejati Liga Champions dan lambang abadi kejayaan Real Madrid.
Kontributor: Adam Ali