- Rodrigo Holgado dijatuhi sanksi berat oleh FIFA akibat pemalsuan dokumen kewarganegaraan.
- Klubnya, América de Cali, berpotensi memutus kontrak secara sepihak.
- Dasar hukum FIFA mendukung langkah klub untuk mengakhiri kontrak.
Suara.com - Nasib Rodrigo Holgado semakin tidak menentu usai FIFA menjatuhkan sanksi larangan bermain selama 12 bulan karena kasus pemalsuan dokumen kewarganegaraan Malaysia.
Kini, klubnya America de Cali dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah hukum untuk memutus kontrak sang striker asal Argentina yang masih berlaku hingga Desember 2026.
Menurut laporan Noticias RCN, Holgado bersama enam pemain lain dinyatakan bersalah oleh FIFA karena memalsukan dokumen yang menyatakan mereka memiliki keturunan Malaysia agar bisa bermain untuk Harimau Malaya.
Banding yang diajukan oleh Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan para pemain telah ditolak oleh Komite Banding FIFA, sehingga hukuman tetap berlaku hingga September 2026.
Dengan status hukuman itu, Holgado tidak bisa terlibat dalam aktivitas sepak bola profesional selama satu tahun penuh, situasi yang membuat America de Cali menghadapi dilema besar karena sang pemain masih terikat kontrak jangka panjang.
Sementara itu, ahli hukum olahraga Marcelo Bee Sellares menjelaskan bahwa dalam kasus seperti ini, klub memiliki dasar hukum yang kuat untuk membatalkan kontrak pemain yang dilarang FIFA, tanpa harus membayar kompensasi.
“Pasal 14 dan 14 statuta FIFA mengenai status dan transfer pemain, memberi wewenang bagi klub untuk mengakhiri kontrak secara sepihak apabila terjadi pelanggaran berat atau tindakan curang yang merusak kepercayaan kontraktual,” ujar Bee Sellares.
Dalam konteks ini, América de Cali dapat menggunakan pasal tersebut sebagai dasar pemutusan kontrak secara sepihak, karena pelanggaran yang dilakukan Holgado dianggap merugikan integritas klub dan reputasi olahraga.
Bee juga menyinggung adanya preseden hukum yang mendukung langkah tersebut.
Baca Juga: Begini Banget Nasib Timnas Indonesia, 5 Hari Lagi FIFA Matchday Belum Ada Lawan
Salah satunya adalah kasus Christos Papacostas pada 2014, di mana klub AEL Limassol (Siprus) membatalkan kontrak pemain tersebut karena dokumen palsu, dan keputusan itu kemudian dikuatkan oleh Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS).
Kontributor: Adam Ali