- Trofi Jules Rimet Piala Dunia 1966 hilang dari pameran di Inggris saat dipamerkan pada 20 Maret 1966.
- Setelah pencurian, pelaku sempat mengirim bagian trofi dan meminta tebusan £15.000 sebelum ditemukan anjing bernama Pickles.
- Keluarga gangster mengklaim Sidney Cugullere sebagai pencuri utama, namun tidak ada hukuman resmi terkait pencurian tersebut.
Suara.com - Piala Dunia 2026 akan segera dihelat. Induk sepak bola dunia, FIFA tengah mempersiapkan secara serius keberlangsungan event empat tahunan yang akan diadakan di Amerika Serikat, Meksiko dan Kanada.
Negara-negara yang masih memiliki asa seperti Italia, untuk tembus ke putaran final juga sedang fokus untuk mendapatkan 6 tiket tersisa.
Ada cerita menarik dari perhelatan Piala Dunia ini, yakni saat trofi hilang dirampok saat dipamerkan ke publik.
Trofi yang hilang dirampok itu bukan yang saat ini diperebutkan namun trofi Jules Rimet.
Pada 20 Maret 1966, trofi yang tengah dipamerkan sebagai bagian dari pameran prangko Stampex hilang dari lemari kaca.

Inggris yang saat itu jadi tuan rumah tentu panik bukan main. Apalagi saat trofi itu dipamerkan, ada enam petugas yang berjaga.
Namun, si pencuri berhasil mengakali kunci gembok, membuka lemari, dan melarikan diri tanpa terdeteksi.
Seperti apa cerita sebenarnya dari hilangnya trofi Piala Dunia tersebut?
Trofi Jules Rimet raib hanya beberapa bulan sebelum kick off Piala Dunia 1966.
Baca Juga: FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Beberapa bulan sebelum Inggris menjadi juara dunia, trofi Jules Rimet dipamerkan di Methodist Central Hall, Westminster, sebagai bagian dari pameran perangko Stampex.
Enam penjaga dikerahkan, lengkap dengan kotak kaca terkunci yang mengelilingi piala berharga itu.
Namun, kelengahan terjadi ketika pameran ditutup pada hari Minggu.
Tanpa diketahui siapa pun, seseorang berhasil mencongkel gembok, membuka kabinet kaca, dan membawa kabur trofi di siang bolong.
Baru pada pukul 12.10 siang, dua penjaga menemukan kotak kaca itu telah terbuka dan trofi raib.
Jejak mengarah pada pintu belakang gedung yang rupanya telah diganjal dan dibuka dari luar.
Polisi pun segera turun tangan dan melakukan penyelidikan besar-besaran, salah satu yang terbesar dalam sejarah Scotland Yard.
Pelaku Minta Uang Tebusan
Tiga hari setelah hilang, bagian atas trofi dikirim ke rumah Ketua FA dan Chelsea FC, Joe Mears.
Bersama potongan itu, terdapat surat ancaman dan permintaan tebusan sebesar £15.000.
Polisi lalu memancing pertemuan dengan perantara bernama Edward Betchley (atau “Jackson”), seorang penjahat kecil yang diduga terlibat dalam jaringan penadah.
Dalam operasi penyergapan di Battersea Park, Betchley menunjukkan uang palsu yang disiapkan polisi, namun ia menyadari mobilnya dibuntuti dan melarikan diri.
Ia akhirnya ditangkap, tetapi menegaskan bahwa dirinya hanya kurir dan tidak tahu lokasi trofi.
Hingga kini, perannya tetap misterius, dan ia meninggal tanpa mengungkap identitas orang-orang yang berada di balik pencurian tersebut.
Di tengah kebuntuan penyelidikan, secercah harapan datang dari tempat yang paling tidak terduga, seekor anjing kampung bernama Pickles.
Pada 27 Maret 1966, David Corbett berjalan keluar rumahnya di Beulah Hill, London Selatan, ketika anjingnya mulai mengendus sebuah paket mencurigakan di bawah semak.
Saat dibuka, tampak sebuah alas hitam dengan lapisan emas dan itu adalah Jules Rimet yang hilang selama tujuh hari.
Corbett langsung menjadi pahlawan nasional, sementara Pickles menjadi selebritas dunia.
Anjing itu menghadiri acara televisi, menghadiri pesta makan mewah, hingga bermain dalam film komedi The Spy With The Cold Nose.
Pickles bahkan dianugerahi medali kehormatan oleh National Canine Defence League.
Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
Bertahun-tahun lamanya, identitas pencuri tetap misteri.
Namun, pengakuan mengejutkan dari keluarga gangster London, Sidney Cugullere.
Gary, putra Reg Cugullere, mengungkapkan kepada Daily Mirror bahwa pamannya, Sidney, adalah pelaku utama.
“Paman saya mengambil trofi itu hanya untuk sensasi, bukan uang,” kata Gary.
Ia mengaku bahwa sang paman mencuri piala itu secara spontan, tanpa rencana matang dan tanpa tujuan untuk dijual.
“Begitu keluar dari gedung, Sid mengangkat jaketnya dan menunjukkan piala itu pada ayah saya. Ayah saya terkejut setengah mati,” ujar Gary.
Trofi itu sempat disembunyikan di gudang batu bara milik ayah mertua Reg. Karena panik dan sadar bahwa trofi itu mustahil dijual, dua bersaudara itu berencana mengembalikannya.
Meski pengakuan Gary membawa perspektif baru, banyak detail tetap menjadi misteri.
Tidak ada satu pun orang yang pernah dihukum secara resmi atas pencurian Jules Rimet.
Sidney Cugullere wafat pada 2005 tanpa pernah diinterogasi, sementara Reg meninggal pada 2012.
