-
Erick Thohir tetapkan target realistis Timnas U-22 SEA Games 2025.
-
Ambisi Thailand sebagai tuan rumah jadi faktor penentu target.
-
Kemenpora dukung penuh 946 atlet dengan anggaran Rp66 miliar.
Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erick Thohir, memaparkan alasan mendalam di balik penentuan target perak untuk cabang olahraga sepak bola Indonesia di ajang SEA Games 2025.
Keputusan ini muncul di tengah status Timnas Indonesia U-22 sebagai juara bertahan, yang sebelumnya memicu perdebatan di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air.
Meskipun publik berharap medali emas kembali dibawa pulang, Erick Thohir menegaskan bahwa ada faktor signifikan yang harus diperhitungkan secara cermat.
Salah satu pertimbangan utamanya adalah terkait ambisi besar negara penyelenggara, Thailand, terutama dalam cabor beregu.
Faktor tuan rumah ini secara tradisional menjadi tantangan tersendiri yang wajib diantisipasi oleh kontingen Merah Putih.
Erick Thohir menjelaskan bahwa target yang dipasang tidak mencerminkan sikap pesimistis terhadap kemampuan atlet.
Penetapan target perak tersebut didasari oleh perhitungan matang yang memperhitungkan dinamika persaingan.
"Nah cabor-cabor beregu hari ini, karena ingat tuan rumahnya Thailand," ungkap Erick Thohir.
Ia menambahkan bahwa pertimbangan ini berlaku untuk berbagai cabor beregu, bukan hanya sepak bola.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-22 Target Cuma Perak, Takut Sama Ambisi Tuan Rumah Thailand?
"Ya ini memang target-target yang tentu kami bisa dapatkan, baik di futsal, baik di bola basket, atau voli, ataupun sepak bola," lanjutnya.
Menpora menekankan bahwa tuan rumah memiliki dorongan kuat untuk mengklaim gelar di kandang sendiri.
"Kami harus melihat bukan pesimistis," tegasnya mengenai proses penentuan target ini.
"Karena memang tuan rumah pasti ingin juara sepak bola, ingin juara bola basket, dan lain-lainnya," jelasnya lebih lanjut.
Erick Thohir menyebut angka-angka target yang disampaikannya adalah hasil dari prediksi terkini.
Di sisi lain, Kemenpora memastikan dukungan penuh terhadap setiap federasi dalam mempersiapkan kontingen terbaik.
Komitmen dukungan ini dibuktikan dengan upaya pemerintah untuk mengirimkan jumlah atlet yang lebih banyak dibandingkan edisi SEA Games sebelumnya.
Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran besar sebagai bentuk dorongan kepada seluruh atlet.
Mengenai total dukungan, Menpora menyebutkan detail yang signifikan.
"Tapi apakah dari Kemenpora tidak mendukung federasi untuk mengirim atlet terbaiknya dan komposisi terbaik? Kami sudah lakukan," kata Ketua Umum PSSI ini.
Ia merinci jumlah atlet dan dukungan finansial yang disiapkan.
"Tadi dengan 946 atlet dengan anggaran Rp66 miliar," tegasnya mengenai alokasi dana tersebut.
Evaluasi Menuju Kompetisi Internasional Berikutnya
Menpora mengakui bahwa realitas pencapaian menjadi landasan utama.
"Cuma kami harus realitas," ujarnya, sembari berharap pencapaian di lapangan bisa melampaui target yang telah ditetapkan.
"Tapi kalau ternyata target-targetnya di atas targetnya, alhamdulillah," tambahnya, mengungkapkan harapan positif.
Ia juga menyoroti cabor-cabor yang kerap memasang target terlalu tinggi.
"Tapi ini juga sama, cabor-cabor yang targetnya hiperbola, yang mestinya perunggu janjinya emas," kritiknya.
Evaluasi dari SEA Games 2025 akan menjadi bahan pelajaran berharga.
"Ini juga sebagai evaluasi untuk SEA Games 2027, Asian Games, dan ke depannya Olimpiade," pungkas Erick Thohir.
Evaluasi ini penting untuk perbaikan strategi kontingen di masa mendatang.
"Jadi itu yang saya bisa sampaikan. Jadi saya tidak bicara friksi atau bagian per bagian daripada cabor itu," tutupnya.
Kebijakan ini mencerminkan pendekatan strategis dan realistis pemerintah dalam ajang olahraga multinasional.