-
Van Bronckhorst dan Herdman kandidat kuat pelatih baru Timnas.
-
Gio unggul trofi, Herdman unggul pengalaman di timnas.
-
PSSI harus pilih juara klub atau spesialis kebangkitan timnas.
Suara.com - Dua nama pelatih terkemuka dari kancah sepak bola Eropa, Giovanni Van Bronckhorst dan John Herdman, kini santer dikaitkan sebagai kandidat kuat untuk memimpin Timnas Indonesia selanjutnya.
Spekulasi mengenai suksesor di kursi kepelatihan skuad Garuda kembali bergulir kencang setelah berbagai media internasional, termasuk Sky Sports, Daily Mail, dan Voetbalzone, secara serentak mengulas kelayakan dua figur ini untuk PSSI.
Ketertarikan publik muncul karena latar belakang karier keduanya yang menampilkan rekam jejak yang sangat berbeda, namun sama-sama menawarkan kualitas kepemimpinan yang mumpuni.
Giovanni Van Bronckhorst memiliki CV impresif dengan segudang piala di kompetisi klub-klub elite Eropa, sementara John Herdman diakui sebagai figur yang mahir dalam meracik tim nasional.
Perdebatan di kalangan pengamat dan penggemar semakin meluas setelah media Belanda, Voetbalzone, secara khusus mengangkat isu ini untuk dianalisis bersama pembacanya.
Sosok Van Bronckhorst muncul sebagai pilihan yang sangat menarik berkat raihan trofi yang terbilang mencolok sepanjang masa kepelatihannya.
Sebagai seorang pelatih, ia telah mengoleksi total tujuh gelar bergengsi yang ia menangkan bersama empat tim berbeda di benua Biru.
Saat memimpin Feyenoord Rotterdam, Gio sukses mempersembahkan gelar Eredivisie, Piala KNVB, dan Piala Super Belanda.
Pencapaiannya berlanjut di Rangers dengan menjuarai Piala Skotlandia, serta mengantarkan Besiktas meraih Piala Super Turki pada awal musim 2024/2025.
Baca Juga: Timur Kapadze Batal ke Timnas Indonesia, Media Uzbekistan Bongkar Tawaran PSSI yang Tak Sesuai
Bahkan, catatan kemenangannya meluas saat ia menjadi bagian dari staf pendukung Arne Slot ketika Liverpool berhasil merengkuh trofi Liga Inggris.
Jika PSSI memprioritaskan prestasi dan capaian gelar, jelas Giovanni Van Bronckhorst memiliki nilai jual yang sulit ditandingi oleh kandidat lainnya.
Gio dikenal mengusung filosofi permainan yang mengutamakan agresi dan pendekatan modern, seperti yang terlihat saat ia menahkodai Rangers.
Ia seringkali menggunakan sistem 4-3-3 atau 4-2-3-1, fokus pada eksplorasi serangan melalui sektor sayap, serta menerapkan high pressing di area pertahanan lawan.
Pola taktik ini dianggap memiliki keselarasan dengan karakter pemain Timnas Indonesia yang memiliki kecepatan di sayap dan mengandalkan transisi kilat, mirip era Shin Tae-yong.
Meskipun demikian, ada catatan minor yang perlu diperhatikan PSSI terkait konsistensi performa tim yang dilatih oleh Gio.