Dulu Paling Dinanti, Kini Mauro Zijlstra Melempem Lawan Filipina di SEA Games 2025

Selasa, 09 Desember 2025 | 08:18 WIB
Dulu Paling Dinanti, Kini Mauro Zijlstra Melempem Lawan Filipina di SEA Games 2025
Mauro Zijlstra (AFC)
Baca 10 detik
  • Indonesia U-22 takluk 0-1 dari Filipina di laga awal SEA Games.

  • Performa Raka Cahyana dan Mauro Zijlstra dinilai belum maksimal.

  • Pemain pengganti Rahmat Arjuna gagal memberikan dampak positif.

Suara.com - Timnas Indonesia U-22 memulai perjalanan di Grup C SEA Games 2025 dengan hasil yang mengecewakan, menyerah 0-1 kepada Filipina U-22.

Beberapa penggawa Garuda Muda dinilai belum berhasil menyajikan penampilan sesuai dengan potensi dan harapan yang dibebankan kepada mereka saat bertanding.

Pertemuan perdana kedua tim di 700th Anniversary Stadium, Senin (8/12/2025) malam WIB, berakhir dengan skor tipis bagi keunggulan The Azkals.

Satu-satunya gol yang memastikan kemenangan Filipina dicetak oleh Otu Banatao, yang memanfaatkan sundulan hasil dari skema lemparan jarak jauh menjelang jeda.

Gol tunggal tersebut tercipta pada menit krusial 45+1, menjadi pukulan telak bagi skuad asuhan Indra Sjafri.

Pemain yang menempati posisi bek sayap kanan, Raka Cahyana, menjadi salah satu sorotan utama karena dianggap tampil di bawah standar.

Raka dipercaya tampil sebagai starter sejak menit awal, namun kontribusinya di sisi kanan pertahanan dan penyerangan belum optimal.

Wingback kanan dari PSIM Yogyakarta ini tampak kesulitan menjaga kestabilan alur serangan tim dari sektornya.

Kolaborasi Raka dengan tandemnya, Rayhan Hanan, dinilai belum terjalin dengan padu sepanjang babak pertama.

Baca Juga: Ubed Berharap Dapat Kesempatan Tampil di Nomor Perseorangan SEA Games 2025

Akibatnya, pemain berusia 21 tahun ini tidak menyelesaikan pertandingan penuh dan digantikan oleh Robi Darwis pada awal babak kedua.

Di sektor penyerangan, penampilan striker muda andalan, Mauro Zijlstra, juga belum mampu mencapai titik terbaiknya.

Meskipun dipercaya oleh tim pelatih untuk memimpin lini depan, penyerang dari FC Volendam ini kesulitan mendapatkan ruang.

Zijlstra sering terlihat terisolasi, yang membuat suplai bola dari lini tengah ke depan menjadi terhambat.

Pemain yang juga berusia 21 tahun ini kerap kalah dalam duel fisik dengan bek lawan, yang menyebabkannya sering kehilangan penguasaan bola.

Dia pun belum mampu menjalankan peran sebagai "tembok" yang baik untuk menahan bola progresi serangan tim.

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI