- Presiden Real Madrid, Florentino Pérez, menuntut keadilan tuntas dalam skandal Negreira yang menyeret Barcelona.
- Sikap Pérez kini kontras dengan pernyataan tahun lalu yang menganjurkan Madrid dan Barcelona saling membantu.
- Perubahan sikap diduga merupakan strategi politik akibat penarikan Barcelona dari proyek Superliga Eropa.
Suara.com - Presiden Real Madrid, Florentino Pérez dituding jilat ludah sendiri setelah melontarkan serangan keras kepada klub rival, Barcelona di babak baru skandal Negreira.
Sikap ini menandai perubahan drastis dalam hubungan dua raksasa Spanyol tersebut, setelah sebelumnya Pérez justru menilai Madrid dan Barcelona perlu saling membantu.
Perubahan sikap itu terlihat jelas dalam pernyataan terbaru Florentino Pérez pada acara jamuan Natal Real Madrid.
Ia menegaskan bahwa dugaan pelanggaran serius dalam Kasus Negreira harus diusut tuntas dan menuntut keadilan ditegakkan.
“Situasi yang sangat serius akibat Kasus Negreira selama hampir dua dekade ini pantas mendapatkan keadilan. Real Madrid adalah satu-satunya klub yang benar-benar memperjuangkannya,” ujar Florentino Pérez dilansir dari Cadena Ser.
Sikap keras tersebut berbanding terbalik dengan pernyataannya sekitar setahun lalu. Pada November 2024, Florentino Pérez justru menyatakan tidak ada alasan bagi Real Madrid untuk memutus hubungan dengan Barcelona meski kasus tersebut mencuat.
“Barcelona dan Real Madrid harus saling membantu. Mereka adalah klub besar dunia. Mengapa kita harus bertengkar?” kata Pérez saat itu.
Namun, situasi berubah drastis sejak Oktober lalu, ketika Presiden Barcelona Joan Laporta terlihat berpelukan dengan Presiden PSG Nasser Al-Khelaïfi.
Momen tersebut dianggap sebagai sinyal runtuhnya proyek Superliga Eropa, gagasan yang selama ini diperjuangkan Florentino Pérez.
Baca Juga: Joan Garca Diistirahatkan, Siapa Kiper Barcelona Lawan Guadalajara? Hansi Flick: Rahasia
Dalam program El Larguero di Cadena SER, jurnalis Lluís Flaquer menilai perubahan sikap Florentino Pérez bukan semata soal hukum, melainkan strategi politik sepak bola.
“Madrid seolah sudah menjatuhkan vonis sendiri kepada Barcelona atas pembelian wasit, sesuatu yang secara hukum belum terbukti. Yang mengejutkan justru vehemensi Florentino sekarang, dibandingkan sikapnya yang jauh lebih tenang setahun lalu,” ujar Flaquer.
Menurutnya, Kasus Negreira kini dijadikan alat tekanan setelah Laporta menarik diri dari proyek Superliga. Ia menilai Florentino Pérez memanfaatkan isu tersebut untuk menunjukkan kekuatan Real Madrid.
Kontributor: Azka Putra