- Ketua Umum FFI, Michael Victor Sianipar, menanggapi perbandingan prestasi futsal dan sepak bola di Jakarta, Senin (22/12/2025).
- Timnas Futsal meraih emas putra dan perak putri SEA Games 2025, berbeda dengan sepak bola yang gagal lolos grup.
- FFI berkomitmen melanjutkan kontrak pelatih Hector Souto sesuai peta jalan hingga tahun 2028 mendatang.
Suara.com - Ketua Umum Federasi Futsal Indonesia (FFI) Michael Victor Sianipar akhirnya angkat suara di tengah derasnya perbandingan antara prestasi Timnas Futsal Indonesia dan kegagalan Timnas Sepak Bola Indonesia di SEA Games 2025.
Ia menegaskan tidak ingin keberhasilan futsal dijadikan alat untuk menyudutkan cabang olahraga lain.
Timnas Futsal Indonesia memang tengah berada di puncak euforia setelah mencatat prestasi gemilang di SEA Games 2025.
Tim putra sukses menyabet medali emas, sementara tim putri mempersembahkan medali perak.
Hasil tersebut kontras dengan kiprah Timnas Sepak Bola Indonesia yang harus tersingkir lebih awal setelah gagal lolos dari fase grup, meski berstatus juara bertahan.
Perbedaan nasib itu memicu diskusi luas di ruang publik, terutama di media sosial. Banyak pihak membandingkan keberhasilan futsal dengan kegagalan sepak bola, bahkan menyeret masa depan pelatih Timnas Futsal Indonesia, Hector Souto.
Publik khawatir pelatih asal Spanyol itu akan mengalami nasib serupa dengan Shin Tae-yong yang diberhentikan di tengah perjalanan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Menanggapi situasi tersebut, Michael menegaskan sikapnya saat berbicara kepada media dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (22/12/2025).
"Perlu diluruskan dan dijelaskan juga kepada teman-teman media yang hadir bahwa saya di sini berbicara dalam kapasitas futsal," ujar Michael.
Baca Juga: Kabar Baik untuk Atlet! Kemenpora Pastikan Bonus Jumbo SEA Games 2025 Cair Secepatnya
Michael menilai perbandingan langsung antara futsal dan sepak bola tidak tepat karena keduanya memiliki karakter serta tantangan berbeda.
"Menurut saya sepak bola punya kompleksitas tersendiri, punya kerumitan sendiri, dan saya juga tidak ingin diseret-seret atau dibanding-bandingkan karena ini adalah dua hal dengan kompleksitas dan kerumitan yang berbeda," tambahnya.
Pernyataan tersebut sekaligus merespons kekhawatiran publik yang masih trauma dengan dinamika Timnas Sepak Bola Indonesia.
Pemecatan Shin Tae-yong di tengah Kualifikasi Piala Dunia 2026 masih membekas. Terlebih, penggantinya, Patrick Kluivert, juga gagal membawa Indonesia lolos setelah kalah bersaing dengan Arab Saudi dan Irak.
Dengan catatan manis Hector Souto yang sukses mempersembahkan gelar Piala AFF Futsal 2024 dan medali emas SEA Games 2025, publik berharap FFI tidak mengulang kesalahan serupa di futsal. Michael pun menyadari sensitivitas isu tersebut.
"Saya sekali lagi tidak ingin dibentur-benturkan karena saya tahu pembahasan seperti ini menjadi sensitif," tegasnya.